BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Asam
dan basa adalah sifat kimia zat yang sangat penting untuk diketahui. Sifat asam
basa sangat berkaitan dengan lingkungan kimiawi zat tersebut. Konsentrasi ion
hidrogen dlam air kadang-kadang sulit untuk menuliskannya karena konsentrasinya
sangat kecil, maka “sorensen” mengusulkan penulisan konsentrasi ion hidrogen
yang lebih sederhana sebagai pH (Tim dosen Unhas,2007)
Prinsip-prinsip
yang diuraikan dapat dilaksanakan dengan lebih tepat dengan memakai
buffer-buffer dan larutan indikator dalam jumlah-jumlah yang diketahui,dan
membandingkan warna larutan uji dengan seperangkat larutan baku pembanding
(referensi) pada kondisi-kondisi eksperimen yang identik. Dalam praktek analisa
kualitatif (dan kuantitatif) anorganik, sering-sering perlu kita sesuaikan
konsentrasi ion-hidrogen sampai nilai tertentu sebelum melakukan uji, dan
menjaga agar konsentrasi ion-hidrogen ini tetap, selama jalannya analisis. Jika
diperlakukan suasana yang bersifat asam kuat (pH 0-2) atau basa kuat (pH
12-14), ini dapat dicapai dengan menambahkan asam kuat atau basa kuat
secukupnya. Namun, jika pH larutan harus dipertahankan antara 2 dan 12
misalnya, cara diatas tak akan membantu (G.Svehla,1979)
Sejauh ini telah
diketahui bahwa dapar dapat menahan perubahan pH suatu larutan terhadap
penambahan asam kuat, basa kuat atau zat-zat lain yang dapat mengubah
konsentrasi ion hidrogen larutan itu. Terbukti pula secara kualitatif bahwa aksi dapar ditunjukkan oleh kombinasi
asam lemah dan basa lemah dengan garamnya. Selanjutnya penahanan perubahan pH
akan lebih banyak dibicarakan secara kuantitatif (Martin,1990).
B.
Maksud
Praktikum
maksud
dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pH larutan dengan HCl 1 M, 0,1 M,
0,01 M, 0,001 M dan NaOH 1 M, 0,1 M, 0,01 M, 0,001 M berdasarkan penentuan pH.
Dan untuk mengetahui cara pembuatan dapar asetat pada pH larutan NaOH 0,1 M dan
HCl 0,1 M.
C.
Tujuan
praktikum
Adapun tujuan percobaan ini adalah
1. Menentukan pH beberapa zat cair
2. Membuat larutan dapar pada berbagai pH
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar teori
Reaksi asam basa bukan
satu-satunya reaksi penting dalam reaksi larutan. Reaksi ini menyajikan sebuah
titik awal yang penting dalam memahami konsep-konsep dasar kesetimbangan kimia.
Karbon dioksida contohnya, zat penting untuk berbagai proses ingkungan,
termasuk pertumbuhan dan dekomposisi sistem biologi, pengaturan iklim, dan
pelapukan mineral. Sifat asam basa memang sangat penting dalam pemahaman
tentang perilaku kimia dalam lingkungan. Fenomena hujan asam merupakan salah
satu contoh dalam kesetimbangan asam basa (Keith,1998).
Pelarut dapat
diklasifikasikan sebagai protofilik, protegenik, amfiprotik dan aprotik.
Protofilik atau pelarut basa adalah suatu pelarut yang dapat menerima proton
dari zat terlarut, pelarut seperti aseton eter dan cairan amoniak masuk dalam
kelompok ini. Pelarut protogenik adalah senyawa pembeeri proton yang
ditunjukkan oleh asam seperti asam format, asam asetat, asam sulfat , cairan
HCl, dan cairan HF. Pelarut amfiprotik bekerja sebagai penerima proton dan
pemberi proton dan termasuk dalam kelompok ini adalah alkohol. Pelarut aprotik,
seperti hidrokarbon, tidak menerima juga tidak memberi proton dan termasuk
dalam keadaan ini mejadi netral, sehingga berguna untuk mempelajari reaksi asam
dan basa yang bebas dari pengaruh pelarut (Martin,1990).
Konsep asam yang
dikemukakan oleh Svante Arrhenius (1887) mengatakan asam adalah suatu zat yang
bila dilarutkan kedalam air akan menghasilkan ion Hidronium (H+) .
Adapun sifat asam yaitu:
1. Mempunyai
rasa asam dan dapat bersifat korosif.
2. Larutan
asam akan mengubah warna kertas lakmus biu menjadi merah.
3. Larutan
asam merupakan larutan elektrolit karena dapat terurai mejadi ion-ion dalam
pelarut air.
Konsep
basa yang dikemukakan oleh Svante Arrhenius (1887) mengatakan bahwa basa adalah
suatu zat bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH).
Adapun sifat basa yaitu:
1. Terasa
pahit, terasa licin seperti sabun dan dapat merusak kulit.
2. Larutan
basa akan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru.
3. Larutan
basa merupakan larutan elektrolit karena dapat terurai manjadi ion-ionnya dalam
pelarut air (Diana,2012).
Menurut
Bronsted dan Lowry, asam adalah ion atau molekul yang dapat memberikan proton
(H+) kepada basa dan disebut donor proton sedangkan basa adalah ion
atau molekul yang dapat menerima proton
disebut akseptor proton (Tim dosenUnhas,2007)
Apresiasi
mendasar terhadap penentuan parameter dari teori bronsted lowry asam basa uang
menyatakan bahwa asam adalah suatu zat yang dapat menyumbangkan ion hidrogen
dan basa menerima proton (Gibson, 2009)
Menurut
Lewis, asam adalah suatu spesies yang dapat menerima pasangan elektron bebas (
akseptor pasangan elektron) dalam suatu reaksi kimia. Basa adalah suatu spesies
yang dapat memberikan pasangan elektron bebas (donor pasangan elektron) (Tim
dosen Unhas,2007)
Kekuatan
asam dan basa tergantung pada kemampuannya berionisasi, makin banyak yang
terionisasi berarti makin kuat sifatnya. Kekuatan basa juga tergantung dari
ukuran positif dan negatifnya serta besar muatannya, bila ion positifnya
bertambah besar dan muatan lebih kecil maka kecenderungannya mengadakan
pemisahan antara ion positif dan negatif basa (Tim dosen Unhas,2007)
Konsentrasi
ion hidrogen dari hidrogen dari larutan bervariasi mulai kira-kira 1 dalam
larutan asam kuat 1 M sampai kir-kira 1x10-14 dalam
larutan basa kuat 1 M, dan perhitungan sering menjadi sukar dipergunakan. Untuk
meringankan kesukaran ini, Sorensen mengusulkan suatu metode yang sederhana
untuk menyatakan konsentrasi ion hidrogen. Ia menetapkan istilah pH, yang asalnya
ditulis sebagai pH+, untuk
menunjukkan kekuatan ion hidrogen dan ia mendefenisikan pH sebagai logaritma
dan kebalikan konsentrasi ion hidrogen:

Sesuai
dengan aturan logaritma, persamaan ini dapat dituliaskan sebagai berikut.
pH= log 1-log [H3O]2
dan
karena logaritma 1 adalah nol,
pH= -log [H3O+]
Untuk
mengetahui suatu zat bersifat asam maupun basa dapat menggunakan indikator yang
disebut indikator asam basa. Indikator memberikan kisaran/ trayek perubahan pH.
Trayek perubahan warna merupakan batasan pH dimana terjadi perubahan warna
indikator. Salah satu pengujian sederhana dalam mengetahui larutan asam atau
basa adalah kertas lakmus. Lakmus merupakan suatu spesies yang berasal dari
lumut kerak. Ada dua jenis kertas lakmus yaitu lakmus merah; dalam larutan basa
akan berubah menjadi warna biru, sedangkan dalam larutan asam dan netral tidak
terjadi perubahan warna. Dan lakmus biru; dalam larutan asam akan berubah
menjadi warna merah. Sedangkan dalam larutan basa dan netral terjadi perubahan
warna. Indikator universal adalah gabungan dari beberapa jenis indikator.
Setiap komponen indikator univeral akan memberikan warna tertentu yang terkait
dengan nilai pH tertentu. Ada dua jenis indikator universal yaitu:
1. Indikator
universal dalam bentuk larutan; penentuan pH larutan dengan penambahan larutan
indikator universal dan mengamati perubahan warna yang terjadi.
2. Indikator
universal dalam bentuk kertas; dilakukan dengan meneteskan larutan yang pHnya
akan diukur, variasi warna pada kertas indikator yang dihasilkan selanjutnya
dibandingkan dengan suatu kode warna untuk menentukan pH larutan.
pH meter adalah
suatu sel elektrokimia yang memberikan nilai pH dengan ketelitian yang tinggi.
pH meter memiliki suatu elektrode yang sensitif terhadap konsentrasi ion H+
dalam larutan. Penggunaannya dengan cara mencelupkan pH meter ke dalam larutan
yang ingin diketahui pHnya. pH meter adalah alat untuk mengukur tingkat
keasaman dan kebasaan air minum. Keasaman dalam larutan itu dinyatakan sebagai
kadar ion hidrogen disingkat dengan [H+], atau sebagai pH yang
artinya –log[H+]. Dengan kata lain pH merupakan ukuran kekuatan
suatu asam. pH suatu laruan dapat ditera dengan beberapa cara antara lain
dengan jalan menitrasi larutan dengan asam dengan indikator atau lebih teliti
lagi dengan pH meter. Pengukuran pH tingkat asam dan basa air minum ini bekerja
secara digital, pH air disebut asam bila kurang dari 7, pH air disebut basa
(alkaline) bila lebih dari 7 dan pH air disebut netral bila pH sama dengan 7
(Diana,2012).
Dapar adalah
senyawa-senyawa atau campuran senyawa yang meniadakan perubahan pH terhadap
penambahan sedikit asam atau basa. Peniadaan perubahan pH tersebut dikenal
sebagai aksi dapar. Efek ion sejenis dan persamaan dapar untuk asam lemah dan
garamnya. pH dari suatu larutan dapar dan perubahan pH larutan akibat
penambahan asam atau basa dapat dihitung dengan menggunakan persamaan dapar.
Pernyataan ini berkembang dengan menganggap adanya pengaruh garam pada ionisasi
asam lemah apabila garam dan asam memiliki ion sejenis. Larutan dapar pada
mulannya tidaklah dibuat dari basa lemah dan garamnya karena mudahnya menguap
dan ketidakstabilan basanya, juga karena pH basa tergantung pada pKw
yang seringkali dipengaruhi oleh perubahan temperatur. Namun demikian larutan
obat seperti larutan efedrin basa dan efedrin HCl seringkali merupakan
kombinasi basa lemah dan garamnya. Penambahan garam-garam netral kedalam larutan
dapar megubah pH larutan dengan berubahnya kekuatan ion. Perubahan kekuatan ion
dan pH dapar dapat pula disebabkan oleh pengenceran. Penambahan air dalam
jumlah cukup, jika tidak mengubah pH dapat mengakibatkan penyimpanganpositif
atau negatif sekalipun kecil sekali; karena air selain dapat mengubah nilai
koefisien kaektifan ia juga dapat bertindak sebagai asam lemah atau basa lemah.
Bates menyatakan hal ini secara kuantitatif dengan istilah nilai pengenceran,
yaitu perubahan pH yang terjadiakibat pengenceran larutan dapar hingga menjadi
½ kali kekuatan mula-mula. Temperatur juga berpengaruh terhadap larutan-larutan
dapar. Kolthoff dan Terkelenburg menyatakan istilah koefisien temperatur pH
yaitu perubahan ph akibat pengaruh temperatur (Martin, 1990).
Bagian sangat
penting dalam kimia adalah mempelajari cara menentukan larutan buffer. Larutan
buffer memberikanmu “ruang gerak” dalam solusi penentuan pH. Buffer biasanya
sepasang senyawa seperti HCO3 dan H2CO3
yang menjaga pH menjadi konstant dari pH awal. Buffer penting karena
meminimalkan perubahan besar dalam pH yang terjadi dengan penambahan asam dan
basa (williams, 1976).
Larutan dapar
merupakan suatu larutan yang dapat menahan perubahan pH yang besar ketika
ion-ion hidrogen atau hidroksida ditambahkan, atau ketika larutan itu
diencerkan. Secara umum, larutan buffer mengandung pasangan asam-basa konjugat
atau terdiri dari campuran asam lemah dengan garam yang mengandung anion yang
sama dengan asam lemahnya, atau basa lemah dengan garam yang mengandung kation
yang sama dengan basa lemahnya. Oleh karena mengandung komponen asam dan basa
tersebut, larutan buffer dapat bereaksi dengan asam (ion H+) maupun
dengan basa (OH-) apa saja yang memasuki larutan. Oleh karena itu
penambahan sedikit asam ataupun sedikit basa ke dalam larutan buffer tidak
mengubah pHnya. Larutan penyangga dapat dibedakan atas larutan penyangga asam
dan larutan penyangga basa. Apabila asam lemah dicampur dengan asam basa
konjugasinya maka akan terbentuk larutan buffer asam, dimana larutannya
mempertahankan pH pada daerah asam (pH 7) (Undewood, A.L.,2002)
B.
Uraian
Bahan
1. CH3COOH
(Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : ACIDUM ACETIKUM
Nama lain : asam asetat/cuka
RM/BM : CH3COOH/60,05.
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna,
bau menusuk, rasa asam, dan tajam.
Kelarutan : dapat bercampur dengan air, dengan
etanol 95% P dan gliserol P.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : sebagai zat tambahan.
Kegunaan : zat tambahan.
2. HCl (Ditjen
POM, 1979 : 53)
Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama lain : asam klorida
RM/BM : HCl/ 36,46
Rumus struktur : H-Cl
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna,
berasap, bau merangsang, jika diencekan dengan 2 bagian air, asam, dan bau
hilang.
Kelarutan : larutan dalam air.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : zat tambahan.
3. NaOH (Ditjen
POM, 1979 : 589)
Nama resmi : NATRII HYDROXIDUM
Nama lain : natrium hidroksida
RM/BM : NaOH/40,00
Pemerian : putih atau praktis putih, massa
melebur, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain, keras, rapuh.
Kelarutan : mudah larut dalam air dan dalam etanol.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.
C. Prosedur Kerja (Anonim,2014)
a. pH larutan
asam atau basa
1.
hitunglah pH larutan dibawah ini:
·
Larutan HCl 1,0 M; 0,1 M; 0,01 M dan 0,001 M.
·
Larutan NaOH 1,0 M; 0,1 M; 0,01 M dan 0,001 M.
2.
Kemudian ukur pH larutan diatas menggunakan pH meter
dan kertas pH universal, kemudian bandingkan dengan hasil hitunganmu!
b. Membuat
larutan dapar
1.
Hitung dan tentukan pH larutan dapar dari 50 ml
natrium hidroksida 0,1 M dan 50 ml asam asetat 0,2 M.
2.
Kemudian buatlah larutan dapar tersebut!.
3.
Ukur pH larutan dapar tersebut.
4.
Hitung kapasitas dapar larutan tersebut!
5.
Buktikan kemampuan dapar yang din=buat dengan
menambahkan HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M kedalam larutan dapar, kemudian ukur
kembali pHnya.
BAB III
METODE KERJA
A.
Alat
dan bahan
Adapun
alat yang digunakan dalam praktikum adalah pipet volume, gelas kimia 50 ml,
gelas kimia 250 ml, pH meter, pH universal, magnetik stirer kecil, stirer, dan
aluminium foil.
Adapun
bahan yang digunakan dalam praktikum adalah larutan HCl 1,0 M; 0,1 M; 0,01 M;
dan 0,001 M. Dan larutan NaOH 1,0 M; 0,01 M; dan 0,001 M, larutan asam asetat
0,2 M, dan larutan dapar.
B.
Cara
kerja
Membuat dapar
a. Larutan
NaOH 0,1 M
1. Siapkan
alat dan bahan
2. Diambil
5 ml larutan dapar, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer.
3. Ukur
dengan pH universal dan pH meter.
4. Ditambahkan
10 ml larutan NaOH 0,1 M
5. Ukur
lagi dengan pH universal dan pH meter
6. Lihat
perubahan pHnya dan catat
b. Larutan
HCl 0,1 M
1. Siapkan
alat dan bahan.
2. Diambil
5 ml larutan dapar, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer.
3. Ukur
dengan pH universal dan pH meter.
4. Ditambahkan
10 ml larutan HCl 0,1 M
5. Ukur
dengan pH universal dan pH meter
6. Lihat
perubahan pHnya dan catat.
BAB
IV
HASIL
DAN PENGAMATAN
A. Hasil
1. Tabel pengamatan
Data
larutan
|
Konsentrasi
|
Hasil
perhitungan
|
pH
meter
|
pH
universal
|
HCl
|
1
M
0,1
M
0,01
M
0,001
M
|
0
1
2
3
|
0,26
1,30
2,24
3,53
|
6
1
2
4
|
NaOH
|
1
M
0,1
M
0,01
M
0,001
M
|
14
13
12
11
|
13,30
12,75
11,54
9,55
|
14
13
12
7
|
Jenis
dapar
|
Dapar
asetat pKa= 4,76
|
pH
dapar hasil hitungan
|
4,46
|
pH
dapar hasil pengukuran
|
4,58/4
|
Kapasitas
dapar
|
0,078
|
pH
dapar setelah penambahan basa
|
12,17/11
|
pH
dapar setelah penambahan asam
|
2,01/2
|
2. Perhitungan
kelompok 1
pH
larutan asam dan basa
larutan
HCl 1 M → pH meter = 0,26
pH universal = 0
larutan
NaOH 1 M→ pH meter =13,30
pH universal = 14
pH
HCl 1 M pOH
NaOH 1 M
pH = - log [H+] pOH = - log [OH-]
= - log 1x101 =
- log 1x101
= - log 1 = - log 1
= 0 =
0
pH = 14-pOH
=
14- 0
=
14
Kelompok 2
larutan
HCl 0,1 M → pH meter = 1,30
pH universal = 1
larutan
NaOH 0,1 M→ pH meter =12,75
pH universal = 13
pH
HCl 0,1 M pOH
NaOH 0,1 M
pH = - log [H+] pOH = - log [OH-]
= - log 1x10 -1 =
- log 1x10 -1
= 1- log 1 = 1- log 1
= 1 =
1
pH = 14-pOH
=
14- 1
=
13
Kelompok 3
larutan
HCl 0,01 M → pH meter = 2,24
pH universal = 2
larutan
NaOH 0,01 M→ pH meter =11,54
pH universal = 12
pH
HCl 0,01 M pOH
NaOH 0,01 M
pH = - log [H+] pOH = - log [OH-]
= - log 1x10 -2 =
- log 1x10 -2
= 2- log 1 = 2- log 1
= 2 =
2
pH = 14-pOH
=
14- 2
=
12
Kelompok 4
larutan
HCl 0,001 M → pH meter = 3,53
pH universal = 3
larutan
NaOH 0,001 M→ pH meter =9,55
pH universal = 11
pH
HCl 0,001 M pOH
NaOH 0,001 M
pH = - log [H+] pOH = - log [OH-]
= - log 1x10 -3 =
- log 1x10 -3
= 3- log 1 = 3- log 1
= 3 =
3
pH = 14-pOH
=
14- 3
=
11
Kelompok 5
pH
dapar asetat → pH meter =
4,58
pH universal = 4
pH
dapar+ HCl 0,1 M → pH meter = 2,01
pH universal = 2
pH
dapar+ NaOH 0,1 M→ pH meter =
12,17
pH universal = 11
pH
= pKa + log

= 4,76 + log

= 4,76 + log [0,5]
= 4,76 + [-0,30]
= 4,46
β = 2,3 C 

=
2,3 (0,15)

= 0,34


=
0,346x0,227
= 0,078315 ∼ 0,078
B.
Pembahasan
pH atau potensial
hydrogen adalah ukuran keasaman atau kebasaan dari larutan air. Air murni
memiliki pH netral, yaitu mendekati 7 pada suhu 25oC, larutan dengan
pH kurang dari 7 disebut asam dan larutan dengan pH diatas 7 disebut basa atau
alkali.
Dapar adalah larutan
yang dapat mempertahankan harga pH tertentu terhadap usaha mengubah pH seperti
penambahan asam, basa atau pengenceran.
Pada praktikum kali ini
kami melakukan percobaan membuat larutan dapar. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan yaitu terlebih dahulu disiapkan gelas kima yang pertama berukuran 50
ml dan yang kedua berukuran 250 ml. dimasukkan larutan dapar asetat sebanyak 5
ml kedalam gelas kimia pertama. Kemudian ukur pH larutan dapar tersebut
menggunakan pH universal dan pH meter. Dari percobaan didapat hasi pH universal
4 dan pH meter 4,58. Kemudian ditambahkan NaOH 0,1 M sebanyak 10 ml lalu diukur
kembali pHnya. pH universal 11 dan pH meter 12,17. Sedangkan untuk gelas kimia
250 ml dimasukkan larutan dapar asetat sebanyak 5 ml kemudian ukur pH universal
dan pH meternya. Dari hasil pengamatan, pH universal 2 dan pH meter 2,01. Catat
dan dihitung pH dan kapasitasnya. pH dapar yang diperoleh yaitu 4,46 dan
kapasitas daparnya adalah 0,078.
Berdasarkan percobaan
yang telah dilakukan, diperoleh hasil yang sesuai dengan literatur bahwa
penambahan sedikit asam dan sedikit basa hanya menggeser sedikit harga pH dan
hal itu dapat diabaikan.
Dalam pengukuran pH
baik melalui pH meter maupun pH universal, memiliki nilai pH yang berbeda, hal
ini disebabkan karena:
1. Alat-alat
yang digunakan telah terkontaminasi dengan senyawa-senyawa lain.
2. Kurang
telinya pengamat dalam mengamati nilai pH larutan.
Aplikasi pH dan dapar dalam bidang farmasi yaitu untuk
dapat membuat obat dengan menggunakan prinsip larutan penyangga sehingga obat
yang dihasilkan lebih baik dan dapat meminimalisir efek samping bat tersebut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Percobaan menentukan pH beberapa zat
cair
· HCl
0,001 M pHnya dengan kertas pH 4
dan dengan pH meter 3,53
· HCl 0,01 M pHnya dengan kertas pH 2 dan dengan pH meter 2,24
· HCl 0,1 M pHnya dengan kertas pH 1 dan dengan pH meter
1,30
· HCl 1 M pHnya dengan kertas pH 0 dan dengan pH meter
0,26
· NaOH 0,001 M pHnya dengankertas pH
17 dengan pH meter 9,55
· NaOH
0,01 M pHnya dengan kertas pH 12 dan dengan pH meter 11,54
· NaOH
0,1 M pHnya dengan kertas pH 13
dan dengan pH meter 12,75
· NaOH 1 M
pHnya dengan kertas pH 14 dan dengan pH meter 13,30
2. pH
Dapar
·
pH dapar hasil
pengukuran yaitu 4,58 (pH meter) dan 4 (pH universal)
·
pH dapar hasil
perhitungan yaitu 4,46
·
pH dapar + basa
yaitu 12,17 (pH meter) dan 11 (pH universal)
·
pH dapar + asam
yaitu 2,01 (pH meter) dan 2 (pH
universal).
2. Percobaan membuat larutan dapar
Kapasitas dapar yaitu 0,078
A.
Saran
Sebaiknya dalam
praktikum semua praktikan harus lebih aktif dalam melakukan percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2014.Penuntun
praktikum farmasi fisika I. Universitas muslim indonesia:makassar
Keith
A.1998. Acid-base Chemistry of aquatic systems.University
of otago: New Zealan
Day,
R.A & A.L.Underwood.2002.Analisis
kimia kuantitatif. Erlangga: Jakarta.
Diana.
B. 2012.Buku wajib kimia dasar.
Jakarta: Tim 2012
Ditjen POM. 1979. Farmakope indonesia edisi ketiga.. Departemen
kesehatan RI:Jakarta
Linda A.Williams, 1976.chemistry demistified.migraw-hill:New york
Martin,
A.1990.Farmasi fisika edisi III jilid 1.
UI Press. Jakarta
Mark Gibson.2009.pharmaceutical preformulation and formulation.informa
healthcare:New york.
Svehla.G.1979.Vogel buku teks analisis anorganik kualitatif makro dan semimikro edisi
ke lima.PT.Kalman media pustaka:Jakarta.
Tim
dosen unhas. 2007. Buku kimia dasar.
Makassar: universitas hasanuddin.
LAMPIRAN
Skema
1. Menentukan
pH beberapa zat cair
Menghitung pH larutan HCl dan NaOH 1,0 M; 0,1 M; 0,01 M; 0,001 M

Diukur pH larutan dengan pH meter dan pH universal
2.
Membuat larutan dapar

Diukur pHnya dan hitung
kapasitas daparnya.
GAMBAR
![]() |
![]() |
||


![]() |
![]() |
||



![]() |
|||
![]() |
|||











![]() |

Tidak ada komentar:
Posting Komentar