Rabu, 31 Desember 2014

pH dan Dapar


BAB 1
PENDAHULUAN
A.                Latar belakang
Asam dan basa adalah sifat kimia zat yang sangat penting untuk diketahui. Sifat asam basa sangat berkaitan dengan lingkungan kimiawi zat tersebut. Konsentrasi ion hidrogen dlam air kadang-kadang sulit untuk menuliskannya karena konsentrasinya sangat kecil, maka “sorensen” mengusulkan penulisan konsentrasi ion hidrogen yang lebih sederhana sebagai pH (Tim dosen Unhas,2007)
Prinsip-prinsip yang diuraikan dapat dilaksanakan dengan lebih tepat dengan memakai buffer-buffer dan larutan indikator dalam jumlah-jumlah yang diketahui,dan membandingkan warna larutan uji dengan seperangkat larutan baku pembanding (referensi) pada kondisi-kondisi eksperimen yang identik. Dalam praktek analisa kualitatif (dan kuantitatif) anorganik, sering-sering perlu kita sesuaikan konsentrasi ion-hidrogen sampai nilai tertentu sebelum melakukan uji, dan menjaga agar konsentrasi ion-hidrogen ini tetap, selama jalannya analisis. Jika diperlakukan suasana yang bersifat asam kuat (pH 0-2) atau basa kuat (pH 12-14), ini dapat dicapai dengan menambahkan asam kuat atau basa kuat secukupnya. Namun, jika pH larutan harus dipertahankan antara 2 dan 12 misalnya, cara diatas tak akan membantu (G.Svehla,1979)
Sejauh ini telah diketahui bahwa dapar dapat menahan perubahan pH suatu larutan terhadap penambahan asam kuat, basa kuat atau zat-zat lain yang dapat mengubah konsentrasi ion hidrogen larutan itu. Terbukti pula secara kualitatif  bahwa aksi dapar ditunjukkan oleh kombinasi asam lemah dan basa lemah dengan garamnya. Selanjutnya penahanan perubahan pH akan lebih banyak dibicarakan secara kuantitatif (Martin,1990).
B.     Maksud Praktikum
maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pH larutan dengan HCl 1 M, 0,1 M, 0,01 M, 0,001 M dan NaOH 1 M, 0,1 M, 0,01 M, 0,001 M berdasarkan penentuan pH. Dan untuk mengetahui cara pembuatan dapar asetat pada pH larutan NaOH 0,1 M dan HCl 0,1 M.

C.    Tujuan praktikum
Adapun tujuan percobaan ini adalah
1. Menentukan pH beberapa zat cair
2. Membuat larutan dapar pada berbagai pH








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Dasar teori
Reaksi asam basa bukan satu-satunya reaksi penting dalam reaksi larutan. Reaksi ini menyajikan sebuah titik awal yang penting dalam memahami konsep-konsep dasar kesetimbangan kimia. Karbon dioksida contohnya, zat penting untuk berbagai proses ingkungan, termasuk pertumbuhan dan dekomposisi sistem biologi, pengaturan iklim, dan pelapukan mineral. Sifat asam basa memang sangat penting dalam pemahaman tentang perilaku kimia dalam lingkungan. Fenomena hujan asam merupakan salah satu contoh dalam kesetimbangan asam basa (Keith,1998).
Pelarut dapat diklasifikasikan sebagai protofilik, protegenik, amfiprotik dan aprotik. Protofilik atau pelarut basa adalah suatu pelarut yang dapat menerima proton dari zat terlarut, pelarut seperti aseton eter dan cairan amoniak masuk dalam kelompok ini. Pelarut protogenik adalah senyawa pembeeri proton yang ditunjukkan oleh asam seperti asam format, asam asetat, asam sulfat , cairan HCl, dan cairan HF. Pelarut amfiprotik bekerja sebagai penerima proton dan pemberi proton dan termasuk dalam kelompok ini adalah alkohol. Pelarut aprotik, seperti hidrokarbon, tidak menerima juga tidak memberi proton dan termasuk dalam keadaan ini mejadi netral, sehingga berguna untuk mempelajari reaksi asam dan basa yang bebas dari pengaruh pelarut (Martin,1990).
Konsep asam yang dikemukakan oleh Svante Arrhenius (1887) mengatakan asam adalah suatu zat yang bila dilarutkan kedalam air akan menghasilkan ion Hidronium (H+) . Adapun sifat asam yaitu:
1.      Mempunyai rasa asam dan dapat bersifat korosif.
2.      Larutan asam akan mengubah warna kertas lakmus biu menjadi merah.
3.      Larutan asam merupakan larutan elektrolit karena dapat terurai mejadi ion-ion dalam pelarut air.
Konsep basa yang dikemukakan oleh Svante Arrhenius (1887) mengatakan bahwa basa adalah suatu zat bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH). Adapun sifat basa yaitu:
1.      Terasa pahit, terasa licin seperti sabun dan dapat merusak kulit.
2.      Larutan basa akan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru.
3.      Larutan basa merupakan larutan elektrolit karena dapat terurai manjadi ion-ionnya dalam pelarut air (Diana,2012).
Menurut Bronsted dan Lowry, asam adalah ion atau molekul yang dapat memberikan proton (H+) kepada basa dan disebut donor proton sedangkan basa adalah ion atau molekul yang dapat menerima proton  disebut akseptor proton (Tim dosenUnhas,2007)
Apresiasi mendasar terhadap penentuan parameter dari teori bronsted lowry asam basa uang menyatakan bahwa asam adalah suatu zat yang dapat menyumbangkan ion hidrogen dan basa menerima proton (Gibson, 2009)
Menurut Lewis, asam adalah suatu spesies yang dapat menerima pasangan elektron bebas ( akseptor pasangan elektron) dalam suatu reaksi kimia. Basa adalah suatu spesies yang dapat memberikan pasangan elektron bebas (donor pasangan elektron) (Tim dosen Unhas,2007)
Kekuatan asam dan basa tergantung pada kemampuannya berionisasi, makin banyak yang terionisasi berarti makin kuat sifatnya. Kekuatan basa juga tergantung dari ukuran positif dan negatifnya serta besar muatannya, bila ion positifnya bertambah besar dan muatan lebih kecil maka kecenderungannya mengadakan pemisahan antara ion positif dan negatif basa (Tim dosen Unhas,2007)
Konsentrasi ion hidrogen dari hidrogen dari larutan bervariasi mulai kira-kira 1 dalam larutan asam kuat 1 M sampai kir-kira 1x10-14 dalam larutan basa kuat 1 M, dan perhitungan sering menjadi sukar dipergunakan. Untuk meringankan kesukaran ini, Sorensen mengusulkan suatu metode yang sederhana untuk menyatakan konsentrasi ion hidrogen. Ia menetapkan istilah pH, yang asalnya  ditulis sebagai pH+, untuk menunjukkan kekuatan ion hidrogen dan ia mendefenisikan pH sebagai logaritma dan kebalikan konsentrasi ion hidrogen:
Sesuai dengan aturan logaritma, persamaan ini dapat dituliaskan sebagai berikut.
pH= log 1-log [H3O]2
            dan karena logaritma 1 adalah nol,
pH= -log [H3O+]
            Untuk mengetahui suatu zat bersifat asam maupun basa dapat menggunakan indikator yang disebut indikator asam basa. Indikator memberikan kisaran/ trayek perubahan pH. Trayek perubahan warna merupakan batasan pH dimana terjadi perubahan warna indikator. Salah satu pengujian sederhana dalam mengetahui larutan asam atau basa adalah kertas lakmus. Lakmus merupakan suatu spesies yang berasal dari lumut kerak. Ada dua jenis kertas lakmus yaitu lakmus merah; dalam larutan basa akan berubah menjadi warna biru, sedangkan dalam larutan asam dan netral tidak terjadi perubahan warna. Dan lakmus biru; dalam larutan asam akan berubah menjadi warna merah. Sedangkan dalam larutan basa dan netral terjadi perubahan warna. Indikator universal adalah gabungan dari beberapa jenis indikator. Setiap komponen indikator univeral akan memberikan warna tertentu yang terkait dengan nilai pH tertentu. Ada dua jenis indikator universal yaitu:
1.      Indikator universal dalam bentuk larutan; penentuan pH larutan dengan penambahan larutan indikator universal dan mengamati perubahan warna yang terjadi.
2.      Indikator universal dalam bentuk kertas; dilakukan dengan meneteskan larutan yang pHnya akan diukur, variasi warna pada kertas indikator yang dihasilkan selanjutnya dibandingkan dengan suatu kode warna untuk menentukan pH larutan.
pH meter adalah suatu sel elektrokimia yang memberikan nilai pH dengan ketelitian yang tinggi. pH meter memiliki suatu elektrode yang sensitif terhadap konsentrasi ion H+ dalam larutan. Penggunaannya dengan cara mencelupkan pH meter ke dalam larutan yang ingin diketahui pHnya. pH meter adalah alat untuk mengukur tingkat keasaman dan kebasaan air minum. Keasaman dalam larutan itu dinyatakan sebagai kadar ion hidrogen disingkat dengan [H+], atau sebagai pH yang artinya –log[H+]. Dengan kata lain pH merupakan ukuran kekuatan suatu asam. pH suatu laruan dapat ditera dengan beberapa cara antara lain dengan jalan menitrasi larutan dengan asam dengan indikator atau lebih teliti lagi dengan pH meter. Pengukuran pH tingkat asam dan basa air minum ini bekerja secara digital, pH air disebut asam bila kurang dari 7, pH air disebut basa (alkaline) bila lebih dari 7 dan pH air disebut netral bila pH sama dengan 7 (Diana,2012).
Dapar adalah senyawa-senyawa atau campuran senyawa yang meniadakan perubahan pH terhadap penambahan sedikit asam atau basa. Peniadaan perubahan pH tersebut dikenal sebagai aksi dapar. Efek ion sejenis dan persamaan dapar untuk asam lemah dan garamnya. pH dari suatu larutan dapar dan perubahan pH larutan akibat penambahan asam atau basa dapat dihitung dengan menggunakan persamaan dapar. Pernyataan ini berkembang dengan menganggap adanya pengaruh garam pada ionisasi asam lemah apabila garam dan asam memiliki ion sejenis. Larutan dapar pada mulannya tidaklah dibuat dari basa lemah dan garamnya karena mudahnya menguap dan ketidakstabilan basanya, juga karena pH basa tergantung pada pKw yang seringkali dipengaruhi oleh perubahan temperatur. Namun demikian larutan obat seperti larutan efedrin basa dan efedrin HCl seringkali merupakan kombinasi basa lemah dan garamnya. Penambahan garam-garam netral kedalam larutan dapar megubah pH larutan dengan berubahnya kekuatan ion. Perubahan kekuatan ion dan pH dapar dapat pula disebabkan oleh pengenceran. Penambahan air dalam jumlah cukup, jika tidak mengubah pH dapat mengakibatkan penyimpanganpositif atau negatif sekalipun kecil sekali; karena air selain dapat mengubah nilai koefisien kaektifan ia juga dapat bertindak sebagai asam lemah atau basa lemah. Bates menyatakan hal ini secara kuantitatif dengan istilah nilai pengenceran, yaitu perubahan pH yang terjadiakibat pengenceran larutan dapar hingga menjadi ½ kali kekuatan mula-mula. Temperatur juga berpengaruh terhadap larutan-larutan dapar. Kolthoff dan Terkelenburg menyatakan istilah koefisien temperatur pH yaitu perubahan ph akibat pengaruh temperatur (Martin, 1990).
Bagian sangat penting dalam kimia adalah mempelajari cara menentukan larutan buffer. Larutan buffer memberikanmu “ruang gerak” dalam solusi penentuan pH. Buffer biasanya sepasang senyawa seperti HCO3­­ dan H2CO­3 yang menjaga pH menjadi konstant dari pH awal. Buffer penting karena meminimalkan perubahan besar dalam pH yang terjadi dengan penambahan asam dan basa (williams, 1976).
Larutan dapar merupakan suatu larutan yang dapat menahan perubahan pH yang besar ketika ion-ion hidrogen atau hidroksida ditambahkan, atau ketika larutan itu diencerkan. Secara umum, larutan buffer mengandung pasangan asam-basa konjugat atau terdiri dari campuran asam lemah dengan garam yang mengandung anion yang sama dengan asam lemahnya, atau basa lemah dengan garam yang mengandung kation yang sama dengan basa lemahnya. Oleh karena mengandung komponen asam dan basa tersebut, larutan buffer dapat bereaksi dengan asam (ion H+) maupun dengan basa (OH-) apa saja yang memasuki larutan. Oleh karena itu penambahan sedikit asam ataupun sedikit basa ke dalam larutan buffer tidak mengubah pHnya. Larutan penyangga dapat dibedakan atas larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa. Apabila asam lemah dicampur dengan asam basa konjugasinya maka akan terbentuk larutan buffer asam, dimana larutannya mempertahankan pH pada daerah asam (pH 7) (Undewood, A.L.,2002)
B.                 Uraian Bahan
1.      CH3COOH (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi          : ACIDUM ACETIKUM
Nama lain            : asam asetat/cuka
RM/BM               : CH3COOH/60,05.
Pemerian              : cairan jernih, tidak berwarna, bau menusuk, rasa asam, dan tajam.
Kelarutan             : dapat bercampur dengan air, dengan etanol 95% P dan gliserol P.
Penyimpanan       : dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan            : sebagai zat tambahan.
Kegunaan            : zat tambahan.
2.      HCl (Ditjen POM, 1979 : 53)
Nama resmi          : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama lain            : asam klorida
RM/BM               : HCl/ 36,46
Rumus struktur    : H-Cl
Pemerian              : cairan jernih, tidak berwarna, berasap, bau merangsang, jika diencekan dengan 2 bagian air, asam, dan bau hilang.
Kelarutan             : larutan dalam air.
Penyimpanan       : dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan            : zat tambahan.
3.      NaOH (Ditjen POM, 1979 : 589)
Nama resmi          :  NATRII HYDROXIDUM
Nama lain            : natrium hidroksida
RM/BM               : NaOH/40,00
Pemerian              : putih atau praktis putih, massa melebur, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain, keras, rapuh.
Kelarutan             : mudah larut dalam air dan dalam etanol.
Penyimpanan       : dalam wadah tertutup rapat.

C.    Prosedur Kerja (Anonim,2014)
a.       pH larutan asam atau basa
1.      hitunglah pH larutan dibawah ini:
·         Larutan HCl 1,0 M; 0,1 M; 0,01 M dan 0,001 M.
·         Larutan NaOH 1,0 M; 0,1 M; 0,01 M dan 0,001 M.
2.      Kemudian ukur pH larutan diatas menggunakan pH meter dan kertas pH universal, kemudian bandingkan dengan hasil hitunganmu!
b.      Membuat larutan dapar
1.      Hitung dan tentukan pH larutan dapar dari 50 ml natrium hidroksida 0,1 M dan 50 ml asam asetat 0,2 M.
2.      Kemudian buatlah larutan dapar tersebut!.
3.      Ukur pH larutan dapar tersebut.
4.      Hitung kapasitas dapar larutan tersebut!
5.      Buktikan kemampuan dapar yang din=buat dengan menambahkan HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M kedalam larutan dapar, kemudian ukur kembali pHnya.



















BAB III
METODE KERJA
A.    Alat dan bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum adalah pipet volume, gelas kimia 50 ml, gelas kimia 250 ml, pH meter, pH universal, magnetik stirer kecil, stirer, dan aluminium foil.
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum adalah larutan HCl 1,0 M; 0,1 M; 0,01 M; dan 0,001 M. Dan larutan NaOH 1,0 M; 0,01 M; dan 0,001 M, larutan asam asetat 0,2 M, dan larutan dapar.
B.     Cara kerja
Membuat dapar
a.       Larutan NaOH 0,1 M
1.      Siapkan alat dan bahan
2.      Diambil 5 ml larutan dapar, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer.
3.      Ukur dengan pH universal dan pH meter.
4.      Ditambahkan 10 ml larutan NaOH 0,1 M
5.      Ukur lagi dengan pH universal dan pH meter
6.      Lihat perubahan pHnya dan catat
b.      Larutan HCl 0,1 M
1.      Siapkan alat dan bahan.
2.      Diambil 5 ml larutan dapar, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer.
3.      Ukur dengan pH universal dan pH meter.
4.      Ditambahkan 10 ml larutan HCl 0,1 M
5.      Ukur dengan pH universal dan pH meter
6.      Lihat perubahan pHnya dan catat.
















BAB IV
HASIL DAN PENGAMATAN
A.    Hasil
1.      Tabel pengamatan
Data larutan
Konsentrasi
Hasil perhitungan
pH meter
pH universal
HCl
1 M
0,1 M
0,01 M
0,001 M
0
1
2
3
0,26
1,30
2,24
3,53
6
1
2
4
NaOH
1 M
0,1 M
0,01 M
0,001 M
14
13
12
11
13,30
12,75
11,54
9,55
14
13
12
7

Jenis dapar
Dapar asetat pKa= 4,76
pH dapar hasil hitungan
4,46
pH dapar hasil pengukuran
4,58/4
Kapasitas dapar
0,078
pH dapar setelah penambahan basa
12,17/11
pH dapar setelah penambahan asam
2,01/2

2.      Perhitungan
kelompok 1
pH larutan asam dan basa
larutan HCl 1 M → pH meter             = 0,26
                                pH universal        = 0
larutan NaOH 1 M→ pH meter          =13,30
                                   pH universal     = 14
pH HCl 1 M                                        pOH NaOH 1 M
pH       = - log [H+]                              pOH    = - log [OH-]
            = - log 1x101                                                    = - log 1x101
            = - log 1                                               = - log 1
            = 0                                                       = 0
                                                            pH       = 14-pOH
                                                                        = 14- 0
                                                                        = 14
Kelompok 2
larutan HCl 0,1 M → pH meter          = 1,30
                                pH universal        = 1
larutan NaOH 0,1 M→ pH meter       =12,75
                                   pH universal     = 13
pH HCl 0,1 M                                     pOH NaOH 0,1 M
pH       = - log [H+]                              pOH    = - log [OH-]
            = - log 1x10 -1                                                  = - log 1x10 -1
            = 1- log 1                                             = 1- log 1
            = 1                                                       = 1
                                                            pH       = 14-pOH
                                                                        = 14- 1
                                                                        = 13
Kelompok 3
larutan HCl 0,01 M → pH meter        = 2,24
                                pH universal        = 2
larutan NaOH 0,01 M→ pH meter     =11,54
                                   pH universal     = 12
pH HCl 0,01 M                                   pOH NaOH 0,01 M
pH       = - log [H+]                              pOH    = - log [OH-]
            = - log 1x10 -2                                                  = - log 1x10 -2
            = 2- log 1                                             = 2- log 1
            = 2                                                       = 2
                                                            pH       = 14-pOH
                                                                        = 14- 2
                                                                        = 12
Kelompok 4
larutan HCl 0,001 M → pH meter      = 3,53
                                pH universal        = 3
larutan NaOH 0,001 M→ pH meter   =9,55
                                   pH universal     = 11
pH HCl 0,001 M                                 pOH NaOH 0,001 M
pH       = - log [H+]                              pOH    = - log [OH-]
            = - log 1x10 -3                                                  = - log 1x10 -3
            = 3- log 1                                             = 3- log 1
            = 3                                                       = 3
                                                            pH       = 14-pOH
                                                                        = 14- 3
                                                                        = 11
Kelompok 5
pH dapar asetat → pH meter                          = 4,58
                               pH universal                     = 4
pH dapar+ HCl 0,1 M → pH meter                = 2,01
                                         pH universal           = 2
pH dapar+ NaOH 0,1 M→ pH meter             = 12,17
                                            pH universal        = 11
pH       = pKa + log
             = 4,76 + log
             = 4,76 + log [0,5]
             = 4,76 + [-0,30]                     
                          =  4,46
            β          = 2,3 C
                        = 2,3 (0,15)
                        = 0,34
                        = 0,346x0,227
                        = 0,078315 0,078
B.     Pembahasan
pH atau potensial hydrogen adalah ukuran keasaman atau kebasaan dari larutan air. Air murni memiliki pH netral, yaitu mendekati 7 pada suhu 25oC, larutan dengan pH kurang dari 7 disebut asam dan larutan dengan pH diatas 7 disebut basa atau alkali.
Dapar adalah larutan yang dapat mempertahankan harga pH tertentu terhadap usaha mengubah pH seperti penambahan asam, basa atau pengenceran.
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan membuat larutan dapar. Adapun langkah-langkah yang dilakukan yaitu terlebih dahulu disiapkan gelas kima yang pertama berukuran 50 ml dan yang kedua berukuran 250 ml. dimasukkan larutan dapar asetat sebanyak 5 ml kedalam gelas kimia pertama. Kemudian ukur pH larutan dapar tersebut menggunakan pH universal dan pH meter. Dari percobaan didapat hasi pH universal 4 dan pH meter 4,58. Kemudian ditambahkan NaOH 0,1 M sebanyak 10 ml lalu diukur kembali pHnya. pH universal 11 dan pH meter 12,17. Sedangkan untuk gelas kimia 250 ml dimasukkan larutan dapar asetat sebanyak 5 ml kemudian ukur pH universal dan pH meternya. Dari hasil pengamatan, pH universal 2 dan pH meter 2,01. Catat dan dihitung pH dan kapasitasnya. pH dapar yang diperoleh yaitu 4,46 dan kapasitas daparnya adalah 0,078.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil yang sesuai dengan literatur bahwa penambahan sedikit asam dan sedikit basa hanya menggeser sedikit harga pH dan hal itu dapat diabaikan.
Dalam pengukuran pH baik melalui pH meter maupun pH universal, memiliki nilai pH yang berbeda, hal ini disebabkan karena:
1.      Alat-alat yang digunakan telah terkontaminasi dengan senyawa-senyawa lain.
2.      Kurang telinya pengamat dalam mengamati nilai pH larutan.
Aplikasi pH  dan dapar dalam bidang farmasi yaitu untuk dapat membuat obat dengan menggunakan prinsip larutan penyangga sehingga obat yang dihasilkan lebih baik dan dapat meminimalisir efek samping bat tersebut.






BAB V
 PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari  percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.     Percobaan menentukan pH beberapa zat cair
·      HCl  0,001 M  pHnya dengan kertas pH 4 dan dengan pH meter 3,53
·      HCl 0,01 M pHnya  dengan kertas pH 2 dan dengan pH meter 2,24
·      HCl 0,1 M  pHnya dengan kertas pH 1 dan dengan pH meter 1,30
·      HCl 1 M  pHnya dengan kertas pH 0 dan dengan pH meter 0,26
·      NaOH 0,001 M pHnya dengankertas pH 17 dengan pH meter 9,55
·      NaOH  0,01 M pHnya dengan kertas pH 12 dan dengan pH meter 11,54
·      NaOH  0,1 M  pHnya dengan kertas pH 13 dan dengan pH meter 12,75
·      NaOH   1 M  pHnya dengan kertas pH 14 dan dengan pH meter 13,30
2.  pH Dapar
·      pH dapar hasil pengukuran yaitu 4,58 (pH meter) dan 4 (pH universal)
·      pH dapar hasil perhitungan yaitu 4,46
·      pH dapar + basa yaitu 12,17 (pH meter) dan 11 (pH universal)
·      pH dapar + asam yaitu 2,01 (pH meter) dan 2  (pH universal).
2.    Percobaan membuat larutan dapar
     Kapasitas dapar yaitu 0,078
A.    Saran
Sebaiknya dalam praktikum semua praktikan harus lebih aktif dalam melakukan percobaan.

















DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2014.Penuntun praktikum farmasi fisika I. Universitas muslim indonesia:makassar
Keith A.1998. Acid-base Chemistry of aquatic systems.University of otago: New Zealan
Day, R.A & A.L.Underwood.2002.Analisis kimia kuantitatif. Erlangga: Jakarta.
Diana. B. 2012.Buku wajib kimia dasar. Jakarta: Tim 2012

Ditjen POM. 1979. Farmakope indonesia edisi ketiga.. Departemen kesehatan RI:Jakarta

Linda A.Williams, 1976.chemistry demistified.migraw-hill:New york

Martin, A.1990.Farmasi fisika edisi III jilid 1. UI Press. Jakarta
Mark Gibson.2009.pharmaceutical preformulation and formulation.informa healthcare:New york.

Svehla.G.1979.Vogel buku teks analisis anorganik kualitatif makro dan semimikro edisi ke lima.PT.Kalman media pustaka:Jakarta.

Tim dosen unhas. 2007. Buku kimia dasar. Makassar: universitas hasanuddin.














LAMPIRAN
Skema
1.      Menentukan pH beberapa zat cair
Menghitung pH larutan HCl dan NaOH 1,0 M; 0,1 M; 0,01 M; 0,001 M
dan 0,0001 M.

Diukur pH larutan dengan pH meter dan pH universal

2.      Membuat larutan dapar
dihitung dan ditentukan pH larutan dapar dari 10 ml larutan NaOH dan 10 ml larutan HCl.

Diukur pHnya dan hitung kapasitas daparnya.



GAMBAR





Text Box: pH Dapar Asetat
Text Box: pH Dapar Asetat

 
       





Text Box: Pengukuran pH dalam Larutan Dapar Asetat
Text Box: Pengukuran pH dengan menambahkan larutaan HCl 0,1 M

 
Text Box:       






Text Box: Pengukuran pH dengan menambahkan Larutan NaOH 0,1 M

Text Box: Pengukuran pH penambahan HCl 0,1 M

 
Text Box:                                     
Text Box: Larutan NaOH 0,1 MText Box: Pengukuran pH dengan menanambahkan larutan NaOH 0,1 M    
Text Box: Larutan HCl 0,1 M 
Text Box: Gelas Kimia 250 ml dan Gelas Kimia 100 ml 


Text Box: Klem dan Pipet Volume 5 ml
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar