Rabu, 31 Desember 2014

kinetika reaksi


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
            Kinetika kimia merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang proses yang berhubungan dengan kecepatan atau laju suatu reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Dalam praktek suatu reaksi kimia dapat berlansung dengan laju atau kecepatan yang berbeda-beda. Reaksi yang berlangsung sangat cepat misalnya adalah reaksi terbentuknya klorida. Contoh lain misalnya adalah reaksi antara larutan natrium tiosulfat dengan asam klorida encer yang akan membentuk endapan belerang beberapa saat kemudian. Namun dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai reaksi yang berlangsung lamabat seperti misalnya peristiwa perkaratan atau korosi. Reaksi yang menyangkut proses geologi juga berlangsung lambat seperti misalnya peristiwa pelapukan kimia pada batu karang yang disebabkan oleh pengaruh air dan gas-gas yeng terdapat diatmosfer. 
Kinetika reaksi menggambarkan suatu study secara kuantitatif tentang perubahan-perubahan kadar terhadap waktu oleh reaksi kimia. Kecepatan reaksi ditentukan oleh kecepatan terbentuknya zat hasil, dan kecepatan pengurangan reaktan tetapan kecepatan (K) adalah faktor pembanding yang menunjukkan hubungan antara kecepatan reaksi dengan konsentrasi reaktan.
            Keberadaan reaksi kimia ditentukan oleh tinjauan termodinamika dan kinetika termodinamika memberikan informasi kearah mana reaksi/ perubahan kimia itu secara spontan dapat berlangsung. Atau dengan kata lain kearah manakah sistem itu mempuyai kestabilan yang lebih besar. Sedangkan kinetika mempermasalahkan laju reaksi dan mekanisme reaksinya.
            Pada percobaan ini, kita akan melakukan tiga macam percobaan yaitu pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi, pengaruh suhu terhadap laju reaksi dan pengaruh katalis terhadap laju reaksi. Informasi kinetika digunakan untuk meramalkan  secara rinci mekanisme suatu reaksi yaitu langkah-langkah yang ditempuh pereaksi untuk menentukan hasil reaksi tertentu sesuai yang diinginkan. Disamping itu kinetika juga memberikan informasi untuk mengendalikan laju reaksi. Informasi semacam ini sangat berguna bagi para ahli sintesisnya memuaskan.
            Salah satu faktor pada persamaan laju reaksi itu kecuali suhu, keadaan zat, katalisator, dan kepekatan pereaksi adalah tingkat reaksi. Tingkat reaksi ini ditentukan  dari hasil perobaan yang menyatakan hubungan antara laju reaksi dengan kepekatan pereaksitersebut masing-masing.
B.     Maksud percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini adalah menentukan laju reaksi dengan melihat pengaruh konsentrasi, suhu, dan pengaruh katalis pada larutan yang diujikan.



C.    Tujuan percobaan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah
1.      Menentukan orde reaksi dan tetapan kecepatan reaksi.
2.      Menentukan faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Teori dasar
Tiap-tiap reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan tertentu. Ada reaksi yang berlangsung sangat cepat dan ada pula yang berlansung sangat lambat sehingga sukar diamati. Bagian dari ilmu kimia yang membahas laju reaksi dinamakan kinetika kimia ecara umum reaksi kima dapat dinyatakan dengan cara berikut ini
Reaktan→ produk
Selama reaksi berlangsung konsentrasi reaktan berkurang, sedang konsentrasi produk bertambah. Dengan demikian laju reaksi dapat didefenisikan sebagai kecepatan berkurangnya konsentrasi reaktan tiap satuan waktu, atau kecepatan bertambahnya konsenrasi produk tiap satuan waktu, atau kecepatan bertambahnya konsentarasi produk tiap satuan waktu. Laju reaksi dipengaruhi oleh berbagai faktor, itulah sebabnya tiap reaksi kimia berlangsung dengan laju tertentu. Ada enam faktor yang mempengaruhi laju reaksi, yaitu: (Suharno,1998).
1.      Jenis reaktan
2.      Jenis produk
3.      Jenis pelarut
4.      Konsentrasi reaktan
5.      Suhu
6.      Katalis

Pengaruh reaktan.
Tiap senyawa mempunyai sifat-sifat kimia tertentu. Ada zat yang bersifat lembam (inert) ada pula yang besifak reaktif, artinya mudah sekali beraksi. Logam natrium bersifat lebih reaktif dari pada kalasium, hal itu ditunjukkan oleh reaksi berikut ini:
2Na + H2O → 2 NaOH + H2 (reaksi 1)
Ca + 2H2O → Ca(OH)2 + H2 (reaksi 2)
            Reaksi 1 berlangsung jauh lebih cepat dari pada reaksi 2, hal itu menunjukkan bahwa jenis logam dalam reaksi mempengaruhi laju reaksi. Atau secara umum dapat disebutkan bahwa jenis reaktan mempengaruhi laju reaksi.
            Pengaruh produk
            Reaksi kimia umumnya bukan merupakan reaksi satu tahap, tetap terdiri beberapa tahap reaksi, yang secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut.
i.                    A → B
ii.                  B → C
A → C
Perubahan zat A menjadi C berlangsung dua tahap. Tahap 1 zat Adiubah menjadi B terlebih dahulu, dan kemudian diikuti oleh tahap II yang mengubah B menjadi C. Jadi dalam hal ini zat B merupakan produk untuk reaksi I, tetapi merupakan reaktan untuk reaktan II. Sifat-sifat  zat B tentulah berpengaruh terhadap laju reaktasi II. Rekasi i dan ii mempunyai kecepatan yang berbeda, mungkin saja reaksi i berlangsung jauh lebih lambat dari pada reaksi ii, atau sebaliknya. Laju keseluruhan reaksi ditentukan oleh tahap reaksi yang lambat. Bila senyawa C kurang stabil dan mudah berubah kembali menjadi B maka C juga mempengaruhi laju reaks keseluruhan. Jadi jenis produk mempengaruhi laju reaksi (Suharno,1998).
laju untuk beberapa reaksi dapat dirumuskan secara matematik. Rumusan laju reaksi dikenal sebagai hukum laju atau persamaan laju. Untuk reaksi sederhana berikut,
aA + bB→ cC+dD
            dimana besaran a,b merupakan koefisien reaksi maka laju reaksi, v, dinyatakan dalam persamaan matematik sebagai berikut:
v = k [A]m[B]n
            [A] dan [B] masing-masing adalah konsentrasi molar pereaksi A dan B, sedangkan pangkat m dan n adalah bilangan bulat kecil, yang menunjukkan orde reaksi, meskipun dalam beberapa kasus dapat berupa pecahan. Jika nilai m=1, berarti reaksi merupakan orde satu terhadap A. Demikian juga halnya jika n=2, artinya reaksi orde dua terhadap B, dan seterusnya. jumlah pangkat m+n merupakan orde reaksi total. Tak ada hubungan antara m dan n dengan koefisien a dan b, namun secara kebetulan dalam beberapa kasus keduanya identik (m=a atau n= b). Faktor k dikenal sebagai tetapan laju, koefisien laju, atau laju reaksi jenis. Faktor tersebut merupakansifat khas dari suatu reaksi dan hanya bergantung pada suhu (Tim dosen UNHAS, 2009)
            Beberapa reaksi berjalan sangat lambat pada temperatur kadar. Tetapi kecepatan reaksi ini akan bertambah dengan cepat pada kenaikan temperatur. Berdasarkan penyelidikan yang mula-mula dilakukan oleh Wilhelsy terhadap kecepatan inversi dari sucrose, ternyata bahwa kerapatan reaksi kimia berbanding lurus dengan konstr/ tekanan dari zat-zat yang bereaksi. Karena selama terjadinya reaksi konsentrasi dari reaktan akan terus menerus berkurang. Maka jumlah kecepatan reaksi makin lama makin menjadi lambat (Respati,1981).
            Laju reaksi kimia terlihat dari perubahan konsentrasi molekul reaktan atau konsentrasi molekul produk terhadap waktu. Laju reaksi tidak tetap melainkan berubah terus-menerus seiring dengan perubahan konsentrasi (Chang, 2005).
            Dalam ilmu kimia, laju reaksi menunjukkan perubahan konsentrasi zat yang terlihat dalam reaksi setiap satuan waktu. Konsentrasi pereaksi dalam suatu reaksi kimia semakin bertambah (Anderton,1997).
            Konstanta laju didefenisikan sebagai laju reaksi bila konsentrasi dari masing-masing jenis adalah satu. Satuannya tergantung orde reaksi.
Orde dari suatu reaksi menggambarkan bentuk matematik dimana hasil percobaan dapat ditunjukkan. Orde reaksi hanya dapat dihitung secara eksperimen, dan hanya dapat diramalkan jika suatu mekanisme reaksi diketahui keseluruh orde reaksi yang dapat di tentukan sebagai jumlah dari eksponen untuk masing-masing reaktan, sedangkan harga eksponen untuk masing-masing reaktan dikenal sebagai orde reaksi untuk komponen itu ( Tony, 1993).
Waktu paruh (t1/2) suatu zat radioaktif merupakan waktu yang diperlukan oleh separuh dari bobot awal tertentu dari zat itu untuk berubah menjadi zat lain. Waktu paruh ditentukan secara eksperimen dengan mencacah banyaknya pancaran dalam suatu kurun waktu yang sesuai, oleh suatu contoh radioaktif tertentu mempunyai waktu paruh yang amat pendek dari unsur-unsur lain yang waktu paruhnya amat panjang (Keenan, 1986).
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi:
a.       Konsentrasi
Konsentrasi adalah banyaknya zat terlarut didalam sejumlah pelarut. Semakin banyak zat terlarut, maka akan semakin besar pula konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi mengandung partikel yang lebih banyak, jika dibandingkan dengan larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah. Pada konsetrasi tinggi, memungkinkan tumbukan yang terjadi akan lebih banyak, sehingga membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif yang menyebabkan laju reaksi menjadi lebih cepat. Akibatnya, hasil reaksi akan lebih cepat terbentuk.
b.      Suhu
Peningkatan suhu meningkatkan fraksi molekul yang memiliki energi melebihi energi aktivasi. Frekuensi tumbukan meningkat dengan meningkatnya suhu, dan diharapkan hal tersebut sebagai faktor untuk mempercepat suatu reaksi kimia (Petrucci,1987).
Kenaikan suhu dapat mempercepat laju reaksi karena dengan naiknya suhu, energy kinetic partikel zat-zat meningkat sehinga memungkinkan semakin banyaknya tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan. Berdasarkan teori tumbukan, reaksi terjadi bila molekul bertumbukan dengan energy yang cukup besar, disebut energy aktivasi. Untuk memutus ikatan dan mengawali reaksi, konsatanta laju dan energy aktivasi dihubungkan oleh persamaan Arrhenius. (Ryan, 2001)
c.       Luas permukaan
Luas permukaan memiliki peranan yang penting dalam laju reaksi. Apabila semakin kecil luas permukaan, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi semakin lambat. Begitupun sebaliknya. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.
Luas permukaan mempercepat laju reaksi karena semakin luas permukaan zat, semakn banyak bagian zat yang saling bertumbukan dan semakin besar peluang adanya tumbukan efektif menghasilkan perubahan.
     Semakin luas permukaan zat, semakin kecil ukuran partikel zat, reaksi pun akan semakin cepat (Anonim, 2010).
d.      Katalis
Katalis ialah zat yang mengambil bagian dalam reaksi kimia dan mempercepatnya, tetapi ia sendiri tidak mengalami perubahan kimia yang permanen (Suroso,2002).
 Jadi, katalis tidak muncul dalam persamaan kimia secara keseluruhan, tetapi kehadirannya sangat mempengaruhi hukum laju, memodifikasi, dan mempercepat lintasan yang ada, atau lazimnya, membuat lintasan yang sama sekali baru bagi kelangsungan reaksi. Katalis menimbulkan efek yang nyata pada laju reaksi, meskipun dengan jumlah yang sedikit (oxtoby,2001).

B.     Uraian bahan
1.    Amilum (Ditjen POM, 1979 : 93)
Nama resmi            : AMILUM ORYZAE
Nama lain               : pati beras
Pemerian                 : serbuk sangat halus, tidak berbau, tidak berasa.
Kelarutan                : praktis tidak larut dalam airdingin dan dalam etanol(95) P.
Penyimpanan          : dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan kering.
Kegunaan               : sebagai katalis.
2.    Aquadest (Ditjen POM, 1979 : 56)
Nama resmi            : AQUA DESTILLATA
Nama lain               : air suling
RM/BM                  : H2O/18,02
Pemerian                :cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan          : dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan               : sebagai pelarut.
3.      Asam klorida (Ditjen POM, 1979 : 53)
Nama resmi            : ACIDUM HIDROCLORIDUM
Nama lain               : asam klorida.
RM/BM                  : HCl/13,46
Pemerian                :cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang. Jika diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau hilang.
Kelarutan               : larut dalam dua bagian air.
Penyimpanan         : dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan               : sebagai sampel.
4.       Iod (Ditjen POM, 1979 : 653)
Nama resmi                    : IODIUM
Nama lain                      : Iod
RM / BM                       : I2 / 132,65
Pemerian                        : Hablur mengkilat dan berwarna jingga merah.
Kelarutan                                   : Sangat mudah larut dalam air dalam air, dalam
  klorofrom P dan eter P.
Penyimpanan                 : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan                      : Sebagai indicator
5.       Natrium tiosulfat (Ditjen POM, 1979 : 428)
Nama Resmi                  : NATRII TIOSULFAT
Nama Lain                     : Natrium tiosulfat
RM/BM                         : Na2S2O3/248,17
Pemerian                        : Hablur besar tidak berwarna atau serbuk hablur  
  kasar.
Kelarutan                       :Sangat mudah larut dalam, tidak larut dalam etanol.
Penyimpanan                 : Dalam wadah yang tertutup rapat
Kegunaan                      : Sebagai sampel
C. Uraian Sampel
·                Komposisi obat enzyplex
Ø   Kandungan
Amylase 10000 u, protease 9000 u, lipase 240 u, asam desoksikolik 30 mg, dimetilpolisiloksan 25 mg, vitamin B1 10 mg, vitamin B2 5 mg, vitamin B6 5 mg, vitamin B12 5 µg, niasinamida 10 mg, dan kalsium pantotenat 5 mg.
Ø   Indikasi
Gangguan pencernaan yang termanifestasi (ditandai) oleh kembung dan rasa tidak enak pada perut.
Ø   Kemasan
Dus berisi 100 tablet (25 strip @ 4 tablet)
Reg. No. DBL7214704016A1
Ø   Dosis
1-2 tablet pada saat makan atausesudah makan
Ø   Penyajian
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau tidak
Ø   Prosedur
Darya varia
C.    Prosedur Kerja (Anonim, 2014)
a.    Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
1.      Pembuatan larutan dan HCl.
-          Natrium tiosulfat 0,1 N
Ambil 24,82 gram Na2S2O3.5H2O, masukkan dalam labu takar 1000 ml lalu diisi aquadest dan homogenkan.
-          Natrium tiosulfat 0,01 N
Ambil 24,82 gram Na2S2O3.5H2O, tuangkan dalam labu takar 1000 ml, lalu ditambahkan aquadest dan homogenkan.
-          Natrium tiosulfat 0,5 N
Ambil 12,41 gram Na2S2O3.5H2O, tuangkan dalam labu takar 1000 ml, lalu ditambahkan aquades dan homogenkan.
-          HCl 0,1 N
Ambil 8,5 ml HCl P, tuangkan dalam labu takar 1000 ml yang berisi aquadest 300 ml. Tambahkan aquadest pelahan-lahan untuk menghindari pengendapan.
-          HCl 0,01 N
Ambil 0,85 ml HCl, tuangkan dalam labu takar 1000 ml, tambahkan aquadest secukupnya.
-          HCl 0,5 N
Ambil 42,5 ml dan HCl pekat, tuangkan pelan-pelan dalam labu takar 1000 ml yang berisi 300 ml aquadest.
2.      Setelah pembuatan larutan Na2S2O3 0,1;0,01 dan 0,5 N dan HCl 0,1; 0,01 dan 0,5 N.
3.      Campurkan 10 ml larutan HCl 0,1; 0,01 dan 0,5 N dengan 10 ml larutan Na2S2O3 0,1 N. Catatlah waktu mulai pencampuran hingga terbentuk kekeruhan.
4.      Campurkan pula 10 ml larutan Na2S2O3 0,1; 0,01 dan 0,5 N dengan 10 ml larutan HCl 0,1 N.
b.      Pengaruh suhu terhadap laju reaksi
Campurkan 10 ml larutan Na2S2O3 0,1 N dengan 10 ml larutan HCl 0,1 N pada suhu kamar, suhu 50 oC dan suhu 100 oC.
c.       Menentukan orde reaksi dan laju reaksi
Larutan asam formiat 0,1  M sebanyak 4 ml ditambahkan kedalam larutan KMnO4 0,01 N sebanyak 0,5 ml. Kemudian dicukupkan volumenya dengan aquadest hingga 50 ml. Kemudian diukur kadar KMnO4 pada waktu-waktu tertentu dan diperoleh data sebagai berikut:
Waktu (menit)
Kadar KMnO4 ppm
3
0,081
6
0,076
9
0,07
12
0,069
15
0,068

Tentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi dari data diatas.










BAB III
METODE KERJA
A.    Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu gelas ukur 50 ml dan 5 ml, erlenmeyer 100 ml, gelas kimia 50 ml, termometer penangas air, vial, stirer, aluminium foil dan stopwatch.
B.     Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah amilum, iod, enziplex, aquadest, Na2S2O3, dan HCl.
C.    Cara kerja
a.      Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
1.      Siapkan alat dan bahan.
2.      a. Diambil 5 ml larutan HCl 0,1 N kemudian dicampurkan kedalam         Na2S2O3 0,01 N sebanyak 5 ml.
b. Diambil 5 ml larutan HCl 0,1 N kemudian dicampurkan kedalam Na2S2O3 0,1 N sebanyak 5 ml.
c. Diambil 10 ml larutan HCl 0,1 N kemudian dicampurkan kedalam Na2S2O3 0,5 N sebanyak 5 ml.
3. Catat waktu dari mulai pencampuran hingga terbentuk kekeruhan.
4.  a. Diambil 5 ml larutan Na2S2O3 0,1 N kemudian dicampurkan kedalam HCl 0,01 N sebanyak 5 ml.
 b. Diambil 5 ml larutan Na2S2O3 0,1 N kemudian dicampurkan kedalam HCl 0,1 N sebanyak 5 ml.
 c. Diambil 5 ml larutan Na2S2O3 0,1 N kemudian dicampurkan kedalam HCl 0,5 N sebanyak 5 ml.
5.   Catat waktu dari mulai pencampuran hingga terbentuk kekeruhan.
b.  Pengaruh suhu terhadap laju reaksi
1. Ambil 5 ml larutan Na2S2O3 0,1 N dan 5 ml larutan HCl 0,1 N.
2. Panaskan kedua larutan tersebut diatas penangas air.
3. Ukur suhu kedua larutan tersebut sampai suhu 500C dan suhu 1000C.
4. Masukkan larutan Na2S2O3 0,1 N kedalam larutan HCl 0,1 N.
5. Catat waktu pada saat mulai pencampuran hingga terbentuk kekeruhan.
c.  Pengaruh katalis terhadap laju reaksi
1. Ambil amilum 0,25 g, 0,5 gram, 1 g, 2 g, dan 3 g
2. Larutkan masing-masing amilum dengan 100 ml aquadest diatas stirer.
3. Tambahkan 3 tetes indicator iod.
4. Tambahkan Enzyplex kedalam larutan amilum.
5. Catat waktu pada saat mulai pencampuran hingga terjadi perubahan.










BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil pengamatan
a.      Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
Konsentrasi
Waktu
Na2S2O3 0,01 N + HCl 0,1 N
17 menit
Na2S2O3 0,1 N + HCl 0,1 N
1 menit 3 detik
Na2S2O3 0,5 N + HCl 0,1 N
26 detik
HCl 0,01 N + Na2S2O3 0,1 N
4 menit 3 detik
HCl 0,1 N + Na2S2O3 0,1 N
1 menit 21 detik
HCl 0,5 N + Na2S2O3 0,1 N
1 menit 10 detik

b.      Pengaruh suhu terhadap laju reaksi
Suhu
Waktu
Kamar
15 detik
50oC
21 detik
100oC
7,74 detik






c.       Pengaruh katalis terhadap laju reaksi
Berat amilum (gram)
Waktu (detik)
Konsentrasi (PPM)
Log [ ]
1/C
0,25
24”
2.500
3,397
0,0004
0,5
40”
5.000
3,698
0,0002
1
50”
10.000
4
0,0001
2
40”
20.000
4,301
0,00005
3
42”
30.000
4,477
0,000033

d.      Pengaruh orde reaksi terhadap laju reaksi
Orde
r= koefisien korelasi
0
0,401
1
0,633
2
-0,826

Perhitungan:
a.      Menentukan konsentrasi (PPM) (y)
b.      0,25 % = 
                                       =
                                         y = 250x10
                                         y = 2500 PPM

c.       0,5 % =  
                                       =
                                         y = 50x10
                                         y = 5000 PPM
d.      1 % =  
                                       =
                                         y = 1000x10
                                         y = 10.000 PPM
e.       2 % =  
                                       =
                                         y = 250x10
                                         y = 2500 PPM
f.       3 % =  
                                       =
                                         y = 3000x10
                                         y = 30.000 PPM
b.      Menentukan log [ ]
a.       log 2500      =  3,397
b.      log 5000      =  3,968
c.       log 10000    =  4
d.      log 20000    = 4,301
e.       log 30000    = 4,477

c.       menentukan 1/C
a.       1/ 2500        =  0,0004
b.      1/ 5000        =  0,0002
c.       1/10.000      =  0,0001
d.      1/20.000      =  0,00005
e.       1/30.000      = 0,000033
d.      Regresi waktu (detik)→konsentrasi (PPM)
a = -5.615.59
b= -487,668
r= -0,403
e.       Regresi waktu (detik)→ log [ ]
a= 2,82
b= 0,029
r= 0,633
f.       Regresi waktu (detik)→ 1/C
a= 6,378
b= -1, 319
r= -0,826
g.      Menentukan orde reaksi
Orde 0               = C = - Kt + Co → 0,403
Orde 1               = log C=  → 0,633
Orde 2               = 1/C = -Kt + 1/Co → -0,826
h.      Perhitungan waktu paruh
t1/2  =  
t1/2  = a x
        = 6,378 x
 = 6,378 x 0,758
= 4,83 menit
Jadi, waktu yang dibutuhkan oleh separuh dari bobot amilum menjadi zat lain adalah 4,83 menit















B.     Pembahasan
Kinetika kimia merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang proses yang berhubungan dengan kecepatan atau laju suatu reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
Laju reaksi adalah perubahan jumlah pereaksi dan hasil reaksi persatuan waktu. Tiap-tiap reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan tertentu. Ada reaksi yang berlangsung sangat cepat dan ada pula yang berlansung sangat lambat sehingga sukar diamati. faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu konsentrasi, suhu, luas permukaan, tekanan dan katalis.
Orde dari suatu reaksi menggambarkan bentuk matematik dimana hasil percobaan dapat ditunjukkan.
Adapun tujuan dari praktikum yang dilakukan adalah Menentukan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi, Menentukan pengaruh suhu terhadap laju reaksi, Menentukan pengaruh katalis terhadap laju reaksi, Menentukan orde reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
Adapun langkah-langkah menentukan pengaruh konsentrasi yaitu pertama-tama dicampurkan masing-masing 5 ml larutan Na2S2O3 0,1 N kedalam 5 ml HCl 0,1 N, 0,01 N dan 0,5 N. Dan campurkan pula masing-masing 5 ml larutan HCl 0,1 N ke dalam Na2S2O3 0,1 N; 0,01 N dan 0,5 N. Lalu catat waktu perubahan warna menjadi keruh.
Untuk menentukan suhu terhadap laju reaksi yaitu dengan memanaskan 5 ml larutan HCl 0,1 N dan 5 ml larutan Na2S2O3 0,1 N diatas penangas air. Apabila sudah mencapai suhu 50oC dan 100oC maka kedua larutan tersebut dicampurkan. Dan dicatat waktu perubahan warnanya menjadi keruh.
Sedangkan untuk menentukan pengaruh katalis terhadap laju reaksi yaitu dengan melarutkan amilum 0,25 g, 0,5 gram, 1 g, 2 g, dan 3 g kedalam 100 ml aquadest lalu ditambahkan 3 tetes indikator iod dan ditambahkan enzyplex. Kemudian dicatat waktu perubahan saat mulai pencampuran hingga terjadi perubahan.
Dari hasil percobaan yang dilakukan pada pengaruh konsentrasi larutan Na2S2O3 0,01 N direaksikan dengan HCl 0,1 membutuhkan 17 menit untuk bereaksi. Na2S2O3 0,1 N direaksikan dengan HCl 0,1 membutuhkan 1 menit 3 detik untuk bereaksi. Na2S2O3 0,5 N direaksikan dengan HCl 0,1 membutuhkan 26 detik untuk bereaksi. HCl 0,01 N direaksikan dengan Na2S2O3 0,1 N membutuhkan 4 menit 3 detik untuk bereaksi. HCl 0,1 N direaksikan dengan Na2S2O3 0,1 N membutuhkan 1 menit 21 detik untuk bereaksi. HCl 0,5 N direaksikan dengan Na2S2O3 0,1 N membutuhkan 1 menit 10 detik untuk bereaksi.
Pada pengaruh suhu, setelah larutan HCl 0,1 N dicampurkan dengan larutan Na2S2O3 0,1 N pada suhu 50oC terjadi perubahan warna menjadi keruh dalam waktu 21 detik sedangkan pada 100 oC membutuhkan waktu 7,74 detik untuk berubah warna.
Pada pengaruh katalis hasil regresi dari waktu (detik) ke konsentrasi (PPM) adalah a= -5.615.59, b= -487.668, r= -0,403. Dari waktu (detik) ke log [ ] adalah a= 2,82, b= 0,029, r= 0,633. Dari waktu (detik) ke 1/C adalah a= 6,378, b= -1,319, r= -0,826. Sedangkan utuk menghitung orde reasi dapat dilihat dari koefisien korelasinya atau r. Orde 0 = 0,403; Orde 1 = 0,633; dan Orde 2 = -0,826. Dan Waktu yang dibutuhkan untuk separuh obat untuk meluluh setengah dari konsentrasi awal adalah t ½=4,83 menit.
Dari hasil percobaan yang didapatkan sudah sesuai dengan literatur. semakin tinggi konsentrasi maka semakin cepat pula laju reaksi, Semakin tinggi suhu maka semakin cepat laju reaksi. Kpengaruh katalis hanya mempercepat laju reaksi tanpa harus ikut bereaksi.
Aplikasi kinetika reaksi dalam bidang farmasi contohnya dalam pembuatan obat. Dengan mempelajari kinetika reaksi maka kita dapat mengetahui laju reaksi obat terhadap kerja enzim.








BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.      Semakin besar konsentrasi yang digunakan maka semakin cepat laju reaksinya, begitupun sebaliknya semakin kecil konsentrasi yang digunakan maka semakin lambat laju reaksinya.
2.      Semakin tinggi suhu maka waktu yang dibutuhkan semakin cepat, begitupun sebaliknya semakin rendah suhu maka waktu yang dibutuhkan semakin lama.
3.      Pengaruh katalis terhadap laju reaksi
a.     Untuk nilai a, b dan r waktu diregresikan dengan konsentrasi (orde 0)
a = -5.615.59
b= -487,668
r= -0,403
b.    Waktu diregresikan dengan log C (orde 1)
a= 2,82
b= 0,029
r= 0,633
c.     Waktu diregresikan dengan 1/C (orde 2)
a= 6,378
b= -1, 319
r= -0,826
4.      Waktu yang dibutuhkan untuk separuh obat untuk meluluh setengah dari konsentrasi awal adalah t ½=4,83 menit.
B.     Saran
Diharapkan semua praktikan dapat melakukan percobaan dengan baik sehingga dapat mengerti dan memahami percobaan tersebut.














DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Penuntun praktikum farmasi fisika 1. Makassar: Laboratorium Farmaseutika Fakultas Farmasi UMI.
Anonim., 2014. Penuntun praktikum farmasi fisika 1. Makassar: Laboratorium Farmaseutika Fakultas Farmasi UMI.

Anderton,J.D.1997.Foundations of Chemistry.Edisi kedua.Melbourne:Longman

Chang.Raymond.2005.Kimia Dasar Konsep-konsep Inti edisi ke tiga jilid 2.Jakarta:Erlangga.

Ditjen POM., 1979. Farmakope indonesia edisi iii.  Jakarta:  Depertemen Kesehatan RI

Keenan, C. 1986. Ilmu kimia untuk universitas edisi VI. Erlangga: Jakarta
Oxtoby, D.W.2001. Kimia Modern. Erlangga. Jakarta
Petrucci R . H ,1987, Kimia Dasar Prinsip dan Teori Modern, Erlangga, Jakarta.
Suroso, A. Y. 2002. Ensiklopedia Sains dan Kehidupan. Tarity Samudra Berlian: Jakarta

Suharno pikir.1998.kimia dasar. Universitas Airlangg
Tim dosen Unhas.2009. kimia dasar. Universitas Hasanuddin: makassar
Tony bird.1993. Kimia Untuk universitas. PT. Gramedia pustaka utama: Jakarta
Respati.1981. Dasar-dasar ilmu kimia untuk universitas.Rineka cipta: jakarta
Ryan, Lawrie. 2001. Chemistry For You. Nelson Thornes: London



1 komentar:

  1. Look at the way my buddy Wesley Virgin's story launches in this SHOCKING AND CONTROVERSIAL video.

    Wesley was in the military-and soon after leaving-he revealed hidden, "mind control" tactics that the government and others used to get anything they want.

    These are the EXACT same SECRETS many celebrities (especially those who "became famous out of nothing") and the greatest business people used to become wealthy and successful.

    You probably know that you use less than 10% of your brain.

    That's mostly because the majority of your BRAINPOWER is UNCONSCIOUS.

    Maybe that thought has even occurred IN YOUR very own brain... as it did in my good friend Wesley Virgin's brain about 7 years ago, while driving an unregistered, trash bucket of a car with a suspended license and on his bank card.

    "I'm very frustrated with going through life payroll to payroll! When will I finally make it?"

    You've been a part of those those types of thoughts, ain't it right?

    Your own success story is going to happen. You just need to take a leap of faith in YOURSELF.

    CLICK HERE TO LEARN WESLEY'S SECRETS

    BalasHapus