BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Kinetika kimia
merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang proses yang berhubungan
dengan kecepatan atau laju suatu reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi. Dalam praktek suatu reaksi kimia dapat berlansung dengan laju atau
kecepatan yang berbeda-beda. Reaksi yang berlangsung sangat cepat misalnya
adalah reaksi terbentuknya klorida. Contoh lain misalnya adalah reaksi antara
larutan natrium tiosulfat dengan asam klorida encer yang akan membentuk endapan
belerang beberapa saat kemudian. Namun dalam kehidupan sehari-hari sering kita
jumpai reaksi yang berlangsung lamabat seperti misalnya peristiwa perkaratan
atau korosi. Reaksi yang menyangkut proses geologi juga berlangsung lambat
seperti misalnya peristiwa pelapukan kimia pada batu karang yang disebabkan
oleh pengaruh air dan gas-gas yeng terdapat diatmosfer.
Kinetika
reaksi menggambarkan suatu study secara kuantitatif tentang perubahan-perubahan
kadar terhadap waktu oleh reaksi kimia. Kecepatan reaksi ditentukan oleh
kecepatan terbentuknya zat hasil, dan kecepatan pengurangan reaktan tetapan
kecepatan (K) adalah faktor pembanding yang menunjukkan hubungan antara
kecepatan reaksi dengan konsentrasi reaktan.
Keberadaan reaksi kimia ditentukan
oleh tinjauan termodinamika dan kinetika termodinamika memberikan informasi
kearah mana reaksi/ perubahan kimia itu secara spontan dapat berlangsung. Atau
dengan kata lain kearah manakah sistem itu mempuyai kestabilan yang lebih
besar. Sedangkan kinetika mempermasalahkan laju reaksi dan mekanisme reaksinya.
Pada percobaan ini, kita akan
melakukan tiga macam percobaan yaitu pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi,
pengaruh suhu terhadap laju reaksi dan pengaruh katalis terhadap laju reaksi.
Informasi kinetika digunakan untuk meramalkan
secara rinci mekanisme suatu reaksi yaitu langkah-langkah yang ditempuh pereaksi
untuk menentukan hasil reaksi tertentu sesuai yang diinginkan. Disamping itu
kinetika juga memberikan informasi untuk mengendalikan laju reaksi. Informasi
semacam ini sangat berguna bagi para ahli sintesisnya memuaskan.
Salah satu faktor pada persamaan
laju reaksi itu kecuali suhu, keadaan zat, katalisator, dan kepekatan pereaksi
adalah tingkat reaksi. Tingkat reaksi ini ditentukan dari hasil perobaan yang menyatakan hubungan
antara laju reaksi dengan kepekatan pereaksitersebut masing-masing.
B. Maksud percobaan
Adapun maksud
dari percobaan ini adalah menentukan laju reaksi dengan melihat pengaruh
konsentrasi, suhu, dan pengaruh katalis pada larutan yang diujikan.
C. Tujuan percobaan
Adapun
tujuan dilakukannya praktikum ini adalah
1. Menentukan
orde reaksi dan tetapan kecepatan reaksi.
2. Menentukan
faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Teori
dasar
Tiap-tiap
reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan tertentu. Ada reaksi yang berlangsung
sangat cepat dan ada pula yang berlansung sangat lambat sehingga sukar diamati.
Bagian dari ilmu kimia yang membahas laju reaksi dinamakan kinetika kimia ecara
umum reaksi kima dapat dinyatakan dengan cara berikut ini
Reaktan→
produk
Selama reaksi
berlangsung konsentrasi reaktan berkurang, sedang konsentrasi produk bertambah.
Dengan demikian laju reaksi dapat didefenisikan sebagai kecepatan berkurangnya
konsentrasi reaktan tiap satuan waktu, atau kecepatan bertambahnya konsenrasi
produk tiap satuan waktu, atau kecepatan bertambahnya konsentarasi produk tiap
satuan waktu. Laju reaksi dipengaruhi oleh berbagai faktor, itulah sebabnya
tiap reaksi kimia berlangsung dengan laju tertentu. Ada enam faktor yang
mempengaruhi laju reaksi, yaitu: (Suharno,1998).
1. Jenis
reaktan
2. Jenis
produk
3. Jenis
pelarut
4. Konsentrasi
reaktan
5. Suhu
6. Katalis
Pengaruh
reaktan.
Tiap senyawa
mempunyai sifat-sifat kimia tertentu. Ada zat yang bersifat lembam (inert) ada
pula yang besifak reaktif, artinya mudah sekali beraksi. Logam natrium bersifat
lebih reaktif dari pada kalasium, hal itu ditunjukkan oleh reaksi berikut ini:
2Na + H2O
→ 2 NaOH + H2 (reaksi 1)
Ca + 2H2O
→ Ca(OH)2 + H2 (reaksi 2)
Reaksi
1 berlangsung jauh lebih cepat dari pada reaksi 2, hal itu menunjukkan bahwa
jenis logam dalam reaksi mempengaruhi laju reaksi. Atau secara umum dapat
disebutkan bahwa jenis reaktan mempengaruhi laju reaksi.
Pengaruh
produk
Reaksi
kimia umumnya bukan merupakan reaksi satu tahap, tetap terdiri beberapa tahap
reaksi, yang secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut.
i.
A → B
ii.
B → C

A
→ C
Perubahan zat A
menjadi C berlangsung dua tahap. Tahap 1 zat Adiubah menjadi B terlebih dahulu,
dan kemudian diikuti oleh tahap II yang mengubah B menjadi C. Jadi dalam hal
ini zat B merupakan produk untuk reaksi I, tetapi merupakan reaktan untuk
reaktan II. Sifat-sifat zat B tentulah
berpengaruh terhadap laju reaktasi II. Rekasi i dan ii mempunyai kecepatan yang
berbeda, mungkin saja reaksi i berlangsung jauh lebih lambat dari pada reaksi
ii, atau sebaliknya. Laju keseluruhan reaksi ditentukan oleh tahap reaksi yang
lambat. Bila senyawa C kurang stabil dan mudah berubah kembali menjadi B maka C
juga mempengaruhi laju reaks keseluruhan. Jadi jenis produk mempengaruhi laju
reaksi (Suharno,1998).
laju untuk
beberapa reaksi dapat dirumuskan secara matematik. Rumusan laju reaksi dikenal
sebagai hukum laju atau persamaan laju. Untuk reaksi sederhana berikut,
aA + bB→ cC+dD
dimana
besaran a,b merupakan koefisien reaksi maka laju reaksi, v, dinyatakan dalam
persamaan matematik sebagai berikut:
v = k [A]m[B]n
[A]
dan [B] masing-masing adalah konsentrasi molar pereaksi A dan B, sedangkan
pangkat m dan n adalah bilangan bulat kecil, yang menunjukkan orde reaksi,
meskipun dalam beberapa kasus dapat berupa pecahan. Jika nilai m=1, berarti
reaksi merupakan orde satu terhadap A. Demikian juga halnya jika n=2, artinya
reaksi orde dua terhadap B, dan seterusnya. jumlah pangkat m+n merupakan orde
reaksi total. Tak ada hubungan antara m dan n dengan koefisien a dan b, namun
secara kebetulan dalam beberapa kasus keduanya identik (m=a atau n= b). Faktor
k dikenal sebagai tetapan laju, koefisien laju, atau laju reaksi jenis. Faktor
tersebut merupakansifat khas dari suatu reaksi dan hanya bergantung pada suhu
(Tim dosen UNHAS, 2009)
Beberapa
reaksi berjalan sangat lambat pada temperatur kadar. Tetapi kecepatan reaksi
ini akan bertambah dengan cepat pada kenaikan temperatur. Berdasarkan
penyelidikan yang mula-mula dilakukan oleh Wilhelsy terhadap kecepatan inversi
dari sucrose, ternyata bahwa kerapatan reaksi kimia berbanding lurus dengan
konstr/ tekanan dari zat-zat yang bereaksi. Karena selama terjadinya reaksi
konsentrasi dari reaktan akan terus menerus berkurang. Maka jumlah kecepatan
reaksi makin lama makin menjadi lambat (Respati,1981).
Laju
reaksi kimia terlihat dari perubahan konsentrasi molekul reaktan atau
konsentrasi molekul produk terhadap waktu. Laju reaksi tidak tetap melainkan
berubah terus-menerus seiring dengan perubahan konsentrasi (Chang, 2005).
Dalam
ilmu kimia, laju reaksi menunjukkan perubahan konsentrasi zat yang terlihat
dalam reaksi setiap satuan waktu. Konsentrasi pereaksi dalam suatu reaksi kimia
semakin bertambah (Anderton,1997).
Konstanta
laju didefenisikan sebagai laju reaksi bila konsentrasi dari masing-masing
jenis adalah satu. Satuannya tergantung orde reaksi.
Orde dari suatu
reaksi menggambarkan bentuk matematik dimana hasil percobaan dapat ditunjukkan.
Orde reaksi hanya dapat dihitung secara eksperimen, dan hanya dapat diramalkan
jika suatu mekanisme reaksi diketahui keseluruh orde reaksi yang dapat di
tentukan sebagai jumlah dari eksponen untuk masing-masing reaktan, sedangkan
harga eksponen untuk masing-masing reaktan dikenal sebagai orde reaksi untuk
komponen itu ( Tony, 1993).
Waktu paruh
(t1/2) suatu zat radioaktif merupakan waktu yang diperlukan oleh separuh dari
bobot awal tertentu dari zat itu untuk berubah menjadi zat lain. Waktu paruh
ditentukan secara eksperimen dengan mencacah banyaknya pancaran dalam suatu
kurun waktu yang sesuai, oleh suatu contoh radioaktif tertentu mempunyai waktu
paruh yang amat pendek dari unsur-unsur lain yang waktu paruhnya amat panjang
(Keenan, 1986).
Berikut ini
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi:
a. Konsentrasi
Konsentrasi
adalah banyaknya zat terlarut didalam sejumlah pelarut. Semakin banyak zat
terlarut, maka akan semakin besar pula konsentrasi larutan. Suatu larutan
dengan konsentrasi tinggi mengandung partikel yang lebih banyak, jika
dibandingkan dengan larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah. Pada
konsetrasi tinggi, memungkinkan tumbukan yang terjadi akan lebih banyak,
sehingga membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif yang menyebabkan laju
reaksi menjadi lebih cepat. Akibatnya, hasil reaksi akan lebih cepat terbentuk.
b. Suhu
Peningkatan suhu
meningkatkan fraksi molekul yang memiliki energi melebihi energi aktivasi.
Frekuensi tumbukan meningkat dengan meningkatnya suhu, dan diharapkan hal
tersebut sebagai faktor untuk mempercepat suatu reaksi kimia (Petrucci,1987).
Kenaikan
suhu dapat mempercepat laju reaksi karena dengan naiknya suhu, energy kinetic
partikel zat-zat meningkat sehinga memungkinkan semakin banyaknya tumbukan
efektif yang menghasilkan perubahan. Berdasarkan teori tumbukan, reaksi terjadi
bila molekul bertumbukan dengan energy yang cukup besar, disebut energy
aktivasi. Untuk memutus ikatan dan mengawali reaksi, konsatanta laju dan energy
aktivasi dihubungkan oleh persamaan Arrhenius. (Ryan, 2001)
c. Luas
permukaan
Luas permukaan memiliki
peranan yang penting dalam laju reaksi. Apabila semakin kecil luas permukaan,
maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi
semakin lambat. Begitupun sebaliknya. Karakteristik kepingan yang direaksikan
juga turut berpengaruh, yaitu semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk
bereaksi.
Luas permukaan
mempercepat laju reaksi karena semakin luas permukaan zat, semakn banyak bagian
zat yang saling bertumbukan dan semakin besar peluang adanya tumbukan efektif
menghasilkan perubahan.
Semakin luas permukaan zat, semakin kecil ukuran partikel zat,
reaksi pun akan semakin cepat (Anonim, 2010).
d. Katalis
Katalis ialah zat yang
mengambil bagian dalam reaksi kimia dan mempercepatnya, tetapi ia sendiri tidak
mengalami perubahan kimia yang permanen (Suroso,2002).
Jadi, katalis tidak muncul dalam persamaan
kimia secara keseluruhan, tetapi kehadirannya sangat mempengaruhi hukum laju,
memodifikasi, dan mempercepat lintasan yang ada, atau lazimnya, membuat
lintasan yang sama sekali baru bagi kelangsungan reaksi. Katalis menimbulkan
efek yang nyata pada laju reaksi, meskipun dengan jumlah yang sedikit
(oxtoby,2001).
B.
Uraian
bahan
1. Amilum
(Ditjen POM, 1979 : 93)
Nama resmi : AMILUM ORYZAE
Nama lain : pati beras
Pemerian :
serbuk sangat halus, tidak berbau, tidak berasa.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam airdingin dan dalam
etanol(95) P.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan kering.
Kegunaan : sebagai katalis.
2. Aquadest
(Ditjen POM, 1979 : 56)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : air suling
RM/BM : H2O/18,02
Pemerian :cairan jernih, tidak berwarna,
tidak berbau, tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan
: sebagai pelarut.
3. Asam
klorida (Ditjen POM, 1979 : 53)
Nama resmi : ACIDUM HIDROCLORIDUM
Nama lain : asam klorida.
RM/BM : HCl/13,46
Pemerian :cairan tidak berwarna,
berasap, bau merangsang. Jika diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau
hilang.
Kelarutan : larut dalam dua bagian air.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : sebagai sampel.
4. Iod (Ditjen POM, 1979 : 653)
Nama
resmi : IODIUM
Nama
lain : Iod
RM
/
BM : I2 / 132,65
Pemerian : Hablur mengkilat dan berwarna jingga
merah.
Kelarutan : Sangat mudah
larut dalam air dalam air, dalam
klorofrom P dan eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai indicator
5. Natrium
tiosulfat (Ditjen POM, 1979 : 428)
Nama
Resmi : NATRII TIOSULFAT
Nama
Lain : Natrium
tiosulfat
RM/BM : Na2S2O3/248,17
Pemerian : Hablur besar tidak berwarna atau
serbuk hablur
kasar.
Kelarutan :Sangat mudah larut dalam, tidak larut dalam etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah yang tertutup
rapat
Kegunaan : Sebagai sampel
C. Uraian Sampel
·
Komposisi obat enzyplex
Ø Kandungan
Amylase
10000 u, protease 9000 u, lipase 240 u, asam desoksikolik 30 mg,
dimetilpolisiloksan 25 mg, vitamin B1 10 mg, vitamin B2 5 mg, vitamin B6 5 mg,
vitamin B12 5 µg, niasinamida 10 mg, dan kalsium pantotenat 5 mg.
Ø Indikasi
Gangguan
pencernaan yang termanifestasi (ditandai) oleh kembung dan rasa tidak enak pada
perut.
Ø Kemasan
Dus
berisi 100 tablet (25 strip @ 4 tablet)
Reg.
No. DBL7214704016A1
Ø Dosis
1-2
tablet pada saat makan atausesudah makan
Ø Penyajian
Dikonsumsi
bersamaan dengan makanan atau tidak
Ø Prosedur
Darya
varia
C.
Prosedur
Kerja (Anonim, 2014)
a. Pengaruh
konsentrasi terhadap laju reaksi
1. Pembuatan
larutan dan HCl.
-
Natrium tiosulfat 0,1 N
Ambil 24,82 gram Na2S2O3.5H2O,
masukkan dalam labu takar 1000 ml lalu diisi aquadest dan homogenkan.
-
Natrium tiosulfat 0,01 N
Ambil 24,82 gram Na2S2O3.5H2O,
tuangkan dalam labu takar 1000 ml, lalu ditambahkan aquadest dan homogenkan.
-
Natrium tiosulfat 0,5 N
Ambil 12,41 gram Na2S2O3.5H2O,
tuangkan dalam labu takar 1000 ml, lalu ditambahkan aquades dan homogenkan.
-
HCl 0,1 N
Ambil 8,5 ml HCl P, tuangkan dalam
labu takar 1000 ml yang berisi aquadest 300 ml. Tambahkan aquadest
pelahan-lahan untuk menghindari pengendapan.
-
HCl 0,01 N
Ambil 0,85 ml HCl, tuangkan dalam
labu takar 1000 ml, tambahkan aquadest secukupnya.
-
HCl 0,5 N
Ambil 42,5 ml dan HCl pekat,
tuangkan pelan-pelan dalam labu takar 1000 ml yang berisi 300 ml aquadest.
2. Setelah
pembuatan larutan Na2S2O3 0,1;0,01 dan 0,5 N
dan HCl 0,1; 0,01 dan 0,5 N.
3. Campurkan
10 ml larutan HCl 0,1; 0,01 dan 0,5 N dengan 10 ml larutan Na2S2O3
0,1 N. Catatlah waktu mulai pencampuran hingga terbentuk kekeruhan.
4. Campurkan
pula 10 ml larutan Na2S2O3 0,1; 0,01 dan 0,5 N
dengan 10 ml larutan HCl 0,1 N.
b. Pengaruh
suhu terhadap laju reaksi
Campurkan
10 ml larutan Na2S2O3 0,1 N dengan 10 ml
larutan HCl 0,1 N pada suhu kamar, suhu 50 oC dan suhu 100 oC.
c. Menentukan
orde reaksi dan laju reaksi
Larutan asam formiat 0,1 M sebanyak 4 ml ditambahkan kedalam larutan KMnO4
0,01 N sebanyak 0,5 ml. Kemudian dicukupkan volumenya dengan aquadest hingga 50
ml. Kemudian diukur kadar KMnO4 pada waktu-waktu tertentu dan
diperoleh data sebagai berikut:
Waktu (menit)
|
Kadar KMnO4 ppm
|
3
|
0,081
|
6
|
0,076
|
9
|
0,07
|
12
|
0,069
|
15
|
0,068
|
Tentukan orde reaksi dan tetapan
laju reaksi dari data diatas.
BAB III
METODE KERJA
A.
Alat
Adapun
alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu gelas ukur 50 ml dan 5 ml,
erlenmeyer 100 ml, gelas kimia 50 ml, termometer penangas air, vial, stirer, aluminium
foil dan stopwatch.
B.
Bahan
Adapun
bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah amilum, iod, enziplex, aquadest,
Na2S2O3, dan HCl.
C.
Cara
kerja
a.
Pengaruh konsentrasi terhadap laju
reaksi
1. Siapkan
alat dan bahan.
2.
a. Diambil 5 ml larutan HCl 0,1 N
kemudian dicampurkan kedalam Na2S2O3
0,01 N sebanyak 5 ml.
b.
Diambil 5 ml larutan HCl 0,1 N kemudian dicampurkan kedalam Na2S2O3
0,1 N sebanyak 5 ml.
c.
Diambil 10 ml larutan HCl 0,1 N kemudian dicampurkan kedalam Na2S2O3
0,5 N sebanyak 5 ml.
3.
Catat waktu dari mulai pencampuran hingga
terbentuk kekeruhan.
4. a. Diambil 5 ml larutan Na2S2O3
0,1 N kemudian dicampurkan kedalam HCl 0,01 N sebanyak 5 ml.
b. Diambil 5 ml larutan Na2S2O3
0,1 N kemudian dicampurkan kedalam HCl 0,1 N sebanyak 5 ml.
c. Diambil 5 ml larutan Na2S2O3
0,1 N kemudian dicampurkan kedalam HCl 0,5 N sebanyak 5 ml.
5. Catat waktu dari mulai pencampuran hingga
terbentuk kekeruhan.
b. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi
1.
Ambil 5 ml larutan Na2S2O3 0,1 N dan 5 ml
larutan HCl 0,1 N.
2.
Panaskan kedua larutan tersebut diatas penangas air.
3.
Ukur suhu kedua larutan tersebut sampai suhu 500C dan suhu 1000C.
4.
Masukkan larutan Na2S2O3 0,1 N kedalam larutan
HCl 0,1 N.
5.
Catat waktu pada saat mulai pencampuran hingga terbentuk kekeruhan.
c. Pengaruh katalis terhadap laju reaksi
1.
Ambil amilum 0,25 g, 0,5 gram, 1 g, 2 g, dan 3 g
2.
Larutkan masing-masing amilum dengan 100 ml aquadest diatas stirer.
3.
Tambahkan 3 tetes indicator iod.
4.
Tambahkan Enzyplex kedalam larutan amilum.
5.
Catat waktu pada saat mulai pencampuran hingga terjadi perubahan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
a.
Pengaruh
konsentrasi terhadap laju reaksi
Konsentrasi
|
Waktu
|
Na2S2O3
0,01 N + HCl 0,1 N
|
17
menit
|
Na2S2O3
0,1 N + HCl 0,1 N
|
1
menit 3 detik
|
Na2S2O3
0,5 N + HCl 0,1 N
|
26
detik
|
HCl
0,01 N + Na2S2O3 0,1 N
|
4
menit 3 detik
|
HCl
0,1 N + Na2S2O3 0,1 N
|
1
menit 21 detik
|
HCl
0,5 N + Na2S2O3 0,1 N
|
1
menit 10 detik
|
b.
Pengaruh
suhu terhadap laju reaksi
Suhu
|
Waktu
|
Kamar
|
15
detik
|
50oC
|
21
detik
|
100oC
|
7,74
detik
|
c.
Pengaruh
katalis terhadap laju reaksi
Berat amilum (gram)
|
Waktu (detik)
|
Konsentrasi (PPM)
|
Log [ ]
|
1/C
|
0,25
|
24”
|
2.500
|
3,397
|
0,0004
|
0,5
|
40”
|
5.000
|
3,698
|
0,0002
|
1
|
50”
|
10.000
|
4
|
0,0001
|
2
|
40”
|
20.000
|
4,301
|
0,00005
|
3
|
42”
|
30.000
|
4,477
|
0,000033
|
d.
Pengaruh
orde reaksi terhadap laju reaksi
Orde
|
r= koefisien korelasi
|
0
|
0,401
|
1
|
0,633
|
2
|
-0,826
|
Perhitungan:
a.
Menentukan
konsentrasi (PPM) (y)
b.
0,25 % =
→


=

y = 250x10
y = 2500 PPM
c.
0,5 % =
→


=

y = 50x10
y = 5000 PPM
d.
1 % =
→


=

y = 1000x10
y = 10.000 PPM
e.
2 % =
→


=

y = 250x10
y = 2500 PPM
f.
3 % =
→


=

y = 3000x10
y = 30.000 PPM
b. Menentukan log [ ]
a.
log 2500 = 3,397
b.
log 5000 = 3,968
c.
log 10000 = 4
d.
log 20000 =
4,301
e.
log 30000 =
4,477
c. menentukan 1/C
a.
1/ 2500 = 0,0004
b.
1/ 5000 = 0,0002
c.
1/10.000 = 0,0001
d.
1/20.000 = 0,00005
e.
1/30.000 =
0,000033
d. Regresi waktu (detik)→konsentrasi (PPM)
a = -5.615.59
b= -487,668
r= -0,403
e. Regresi waktu (detik)→ log [ ]
a= 2,82
b= 0,029
r= 0,633
f. Regresi waktu (detik)→ 1/C
a= 6,378
b= -1, 319
r= -0,826
g. Menentukan orde reaksi
Orde 0 = C = - Kt + Co → 0,403
Orde 1 = log C=
→ 0,633

Orde 2 = 1/C = -Kt + 1/Co → -0,826
h. Perhitungan waktu paruh
t1/2 =

t1/2 = a x

= 6,378 x 

= 6,378 x 0,758
= 4,83 menit
Jadi, waktu yang dibutuhkan oleh separuh
dari bobot amilum menjadi zat lain adalah 4,83 menit
B. Pembahasan
Kinetika kimia
merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang proses yang berhubungan
dengan kecepatan atau laju suatu reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi.
Laju reaksi
adalah perubahan jumlah pereaksi dan hasil reaksi persatuan waktu. Tiap-tiap
reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan tertentu. Ada reaksi yang berlangsung
sangat cepat dan ada pula yang berlansung sangat lambat sehingga sukar diamati.
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu konsentrasi, suhu, luas
permukaan, tekanan dan katalis.
Orde dari suatu
reaksi menggambarkan bentuk matematik dimana hasil percobaan dapat ditunjukkan.
Adapun
tujuan dari praktikum yang dilakukan adalah Menentukan pengaruh konsentrasi
terhadap laju reaksi, Menentukan pengaruh suhu terhadap laju reaksi, Menentukan
pengaruh katalis terhadap laju reaksi, Menentukan orde reaksi dan faktor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi.
Adapun
langkah-langkah menentukan pengaruh konsentrasi yaitu pertama-tama dicampurkan
masing-masing 5 ml larutan Na2S2O3 0,1 N kedalam
5 ml HCl 0,1 N, 0,01 N dan 0,5 N. Dan campurkan pula masing-masing 5 ml larutan
HCl 0,1 N ke dalam Na2S2O3 0,1 N; 0,01 N dan
0,5 N. Lalu catat waktu perubahan warna menjadi keruh.
Untuk
menentukan suhu terhadap laju reaksi yaitu dengan memanaskan 5 ml larutan HCl
0,1 N dan 5 ml larutan Na2S2O3 0,1 N diatas
penangas air. Apabila sudah mencapai suhu 50oC dan 100oC
maka kedua larutan tersebut dicampurkan. Dan dicatat waktu perubahan warnanya
menjadi keruh.
Sedangkan
untuk menentukan pengaruh katalis terhadap laju reaksi yaitu dengan melarutkan
amilum 0,25 g, 0,5 gram, 1 g, 2 g, dan 3 g kedalam 100 ml aquadest lalu
ditambahkan 3 tetes indikator iod dan ditambahkan enzyplex. Kemudian dicatat
waktu perubahan saat mulai pencampuran hingga terjadi perubahan.
Dari
hasil percobaan yang dilakukan pada pengaruh konsentrasi larutan Na2S2O3
0,01 N direaksikan dengan HCl 0,1 membutuhkan 17 menit untuk bereaksi. Na2S2O3
0,1 N direaksikan dengan HCl 0,1 membutuhkan 1 menit 3 detik untuk
bereaksi. Na2S2O3 0,5 N direaksikan dengan HCl
0,1 membutuhkan 26 detik untuk bereaksi. HCl 0,01 N direaksikan dengan Na2S2O3
0,1 N membutuhkan 4 menit 3 detik untuk bereaksi. HCl 0,1 N direaksikan
dengan Na2S2O3 0,1 N membutuhkan 1 menit 21
detik untuk bereaksi. HCl 0,5 N direaksikan dengan Na2S2O3
0,1 N membutuhkan 1 menit 10 detik untuk bereaksi.
Pada
pengaruh suhu, setelah larutan HCl 0,1 N dicampurkan dengan larutan Na2S2O3
0,1 N pada suhu 50oC terjadi perubahan warna menjadi keruh
dalam waktu 21 detik sedangkan pada 100 oC membutuhkan waktu 7,74
detik untuk berubah warna.
Pada
pengaruh katalis hasil regresi dari waktu (detik) ke konsentrasi (PPM) adalah
a= -5.615.59, b= -487.668, r= -0,403. Dari waktu (detik) ke log [ ] adalah a=
2,82, b= 0,029, r= 0,633. Dari waktu (detik) ke 1/C adalah a= 6,378, b= -1,319,
r= -0,826. Sedangkan utuk menghitung orde reasi dapat dilihat dari koefisien
korelasinya atau r. Orde 0 = 0,403; Orde 1 = 0,633; dan Orde 2 = -0,826.
Dan Waktu yang dibutuhkan untuk separuh obat untuk meluluh setengah dari
konsentrasi awal adalah t ½=4,83 menit.
Dari
hasil percobaan yang didapatkan sudah sesuai dengan literatur. semakin tinggi
konsentrasi maka semakin cepat pula laju reaksi, Semakin tinggi suhu maka
semakin cepat laju reaksi. Kpengaruh katalis hanya mempercepat laju reaksi tanpa
harus ikut bereaksi.
Aplikasi
kinetika reaksi dalam bidang farmasi contohnya dalam pembuatan obat. Dengan
mempelajari kinetika reaksi maka kita dapat mengetahui laju reaksi obat
terhadap kerja enzim.
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari hasil percobaan
yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Semakin
besar konsentrasi yang digunakan maka semakin cepat laju reaksinya, begitupun
sebaliknya semakin kecil konsentrasi yang digunakan maka semakin lambat laju
reaksinya.
2. Semakin
tinggi suhu maka waktu yang dibutuhkan semakin cepat, begitupun sebaliknya
semakin rendah suhu maka waktu yang dibutuhkan semakin lama.
3. Pengaruh
katalis terhadap laju reaksi
a. Untuk
nilai a, b dan r waktu diregresikan dengan konsentrasi (orde 0)
a = -5.615.59
b= -487,668
r= -0,403
b. Waktu
diregresikan dengan log C (orde 1)
a= 2,82
b= 0,029
r= 0,633
c. Waktu
diregresikan dengan 1/C (orde 2)
a= 6,378
b= -1, 319
r= -0,826
4. Waktu
yang dibutuhkan untuk separuh obat untuk meluluh setengah dari konsentrasi awal
adalah t ½=4,83 menit.
B.
Saran
Diharapkan semua
praktikan dapat melakukan percobaan dengan baik sehingga dapat mengerti dan
memahami percobaan tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2010. Penuntun
praktikum farmasi fisika 1. Makassar: Laboratorium Farmaseutika Fakultas
Farmasi UMI.
Anonim., 2014. Penuntun
praktikum farmasi fisika 1. Makassar: Laboratorium Farmaseutika Fakultas
Farmasi UMI.
Anderton,J.D.1997.Foundations of Chemistry.Edisi
kedua.Melbourne:Longman
Chang.Raymond.2005.Kimia
Dasar Konsep-konsep Inti edisi ke tiga jilid 2.Jakarta:Erlangga.
Ditjen POM., 1979. Farmakope
indonesia edisi iii. Jakarta: Depertemen Kesehatan RI
Keenan, C. 1986. Ilmu kimia untuk
universitas edisi VI. Erlangga: Jakarta
Oxtoby, D.W.2001. Kimia Modern.
Erlangga. Jakarta
Petrucci R . H ,1987, Kimia Dasar
Prinsip dan Teori Modern, Erlangga, Jakarta.
Suroso, A. Y.
2002. Ensiklopedia Sains dan Kehidupan. Tarity Samudra Berlian: Jakarta
Suharno pikir.1998.kimia
dasar. Universitas Airlangg
Tim dosen Unhas.2009.
kimia dasar. Universitas Hasanuddin: makassar
Tony bird.1993. Kimia
Untuk universitas. PT. Gramedia pustaka utama: Jakarta
Respati.1981.
Dasar-dasar ilmu kimia untuk universitas.Rineka cipta: jakarta
Ryan, Lawrie.
2001. Chemistry For You. Nelson Thornes: London
Look at the way my buddy Wesley Virgin's story launches in this SHOCKING AND CONTROVERSIAL video.
BalasHapusWesley was in the military-and soon after leaving-he revealed hidden, "mind control" tactics that the government and others used to get anything they want.
These are the EXACT same SECRETS many celebrities (especially those who "became famous out of nothing") and the greatest business people used to become wealthy and successful.
You probably know that you use less than 10% of your brain.
That's mostly because the majority of your BRAINPOWER is UNCONSCIOUS.
Maybe that thought has even occurred IN YOUR very own brain... as it did in my good friend Wesley Virgin's brain about 7 years ago, while driving an unregistered, trash bucket of a car with a suspended license and on his bank card.
"I'm very frustrated with going through life payroll to payroll! When will I finally make it?"
You've been a part of those those types of thoughts, ain't it right?
Your own success story is going to happen. You just need to take a leap of faith in YOURSELF.
CLICK HERE TO LEARN WESLEY'S SECRETS